Guru Sering Lakukan Kesalahan Penerapan Kurikulum Merdeka

409 dibaca

▪︎JAKARTA–POSMONEWS.COM,-
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum baru dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga hal tersebut membuat banyak guru yang masih salah memahami dalam penerapannya dalam pembelajaran di kelas. Setidaknya terdapat tiga kesalahan yang sering terjadi di lapangan dalam praktiknya.

Kebutuhan Belajar Siswa

Banyak guru yang masih memiliki pandangan bahwa setiap siswa yang berada di dalam satu kelas memiliki kebutuhan yang sama. Padahal setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri.

Artinya, setiap peserta didik memiliki potensi masing-masing. Sehingga hal tersebut menuntut guru untuk memahaminya dalam penerapan Kurikulum Merdeka yang akan dilakukan.

Melihat fakta tersebut, setiap guru yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus mampu menggali dan mengenali karakter dari peserta didiknya. Dengan perbedaan potensi siswa yang ada, maka guru dituntut untuk memberikan perlakukan yang berbeda pula.

Administrasi Pembelajaran

Kesalahan kedua yang sering terjadi dalam penerapan Kurikulum Merdeka yakni terkait administrasi pembelajaran, terutama pada aspek modul ajar. Banyak guru yang masih salah paham atau kurang paham terkait format modul ajar yang dapat digunakan dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Sebenarnya untuk mendapat modul ajar yang akan digunakan dalam Kurikulum Merdeka sudah disediakan oleh pemerintah. Semua itu dapat diakses melalui platform Merdeka Mengajar yang dapat diunduh oleh masing-masing guru melalui ponsel pintarnya.

Di dalam platform tersebut terdapat banyak konten modul ajar sehingga para guru dapat belajar secara mandiri dari sana, serta mencari referensi.

Mungkin banyak guru yang tetap bingung setelah mempelajari terkait format modul ajar melalui platform tersebut.

Dikutip dari laman NaikPangkat.com; sebenarnya para guru tidak perlu bingung dengan format modul ajar yang akan digunakan. Pasalnya, format modul ajar dalam Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing, sehingga antara modul ajar tidak harus sama dengan milik guru lainnya. Beda kebutuhan, beda modul ajar yang digunakan, semua dapat disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan.

Pembelajaran Proyek Lintas Mata Pelajaran

Terakhir, yang sering disalahpahami adalah terkait pembelajaran berbasis proyek lintas mata pelajaran. Dalam penerapannya, yang penting dalam pembelajaran tersebut adalah prosesnya meliputi interaksi antar siswa, komunikasi, pengembangan Profil Pelajar Pancasila–bukan hanya pada hasil produknya semata.

Hasil dari proyek tersebut memang penting. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah prosesnya.

Sejauh ini, demi mensukseskan penerapan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka, pihak pemerintah pusat terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan sejumlah organisasi guru untuk memberikan bantuan kepada kepada guru untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait cara penerapan Kurikulum Merdeka yang benar.

Sehingga, ketika penerapan Kurikulum Merdeka Belajar sudah sesuai, maka akan dapat memberikan pengalaman belajar yang berorientasi pada siswa. Untuk itu para guru dan kepala sekolah diharapkan untuk rajin belajar melalui platform Merdeka Mengajar yang dapat diakses menggunakan akun Belajar.id.**(zi/alams)