Haul Habib Abu Bakar Assegaf, Ribuan Jamaah Serbu Gresik

475 dibaca

▪︎GRESIK-POSMONEWS.COM,-
Lautan manusia membanjiri Kota Gresik, Jawa Timur. Ribuan umat Islam dari berbagai kota tumpah ruah menghadiri Haul Habib Abu Bakar Assegaf. Bahkan, tidak sedikit datang dari luar negeri.

Haul terbesar di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali tergelar. Haul Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf. Setelah dua tahun terimbas Pandemi Covid-19, peringatan wafatnya salah seorang ulama besar itu akan diselenggarakan kembali. Mulai Jumat (15/7/22) kemarin dan Sabtu (16/7/22).

Haul Habib Abu Bakar Assegaf ini memang selalu dibanjiri ribuan jamaah. Mereka bukan hanya datang dari daerah di Jawa Timur, melainkan juga dari berbagai pelosok nusantara. Bahkan, ada yang datang dari luar negeri seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan negara-negara lain seperti juga tidak sedikit tokoh nasional turut hadir.

Akibat dua tahun terimbas Pandemi Covid-19 dan kini digelar lagi, diperkirakan jumlah jamaah yang bergerak ke Gresik semakin banyak. Antusiasme meningkat. Beberapa kawasan yang diperkirakan padat, terutama Sabtu (16/7/22), lautan manusia membanjiri sekitar Masjid Jamik Gresik. Beberapa jalan pun ditutup. Jalan Maulana Malik Ibrahim, Jalan KH. Zubair, Jalan KH. Agus Salim, dan Jalan. Kramat Langon.

▪︎Pesan Ketua NU Jatim

Para jamaah diperkirakan berdatangan sejak hari Jumat (15/7/22). Sebab, rangkaian pelaksanaan HAUL dimulai Jumat (15/7/22) sore, pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, di kediaman keluarga Habib Abu Bakar Assegaf di Jalan KH. Zubair.

’’Sejak Jumat sore, kegiatannya membaca sekaligus khataman Rauha, membaca kitab hadits Imam Bukhari dan Muslim. Lalu, kitab Ihya Ulumuddin dan dilanjut membaca kalam hikmah serta keutamaan kitab Ihya Ulumuddin,’’ kata Habib Ali Abu Bakar Assegaf, Ketua Panitia Haul ke-67 Habib Abu Bakar Assegaf, kepada wartawan, Kamis (14/7/22).

Pada Jumat malam, pukul 20.00 WIB, dilanjutkan hadrah, salawat Nabi, dan zikir sampai pukul 22.00 WIB. Sedangkan puncak acara Haulnya, Sabtu (16/7/22) bertempat di Masjid Jamik Gresik dan kawasan Alun-alun, Jalan KH. Wahid Hasyim.

Sebelum acara di Masjid Jamik, setelah Salat Subuh, ada acara pembacaan maulid, ceramah agama serta silaturahmi keluarga Habib Abu Bakar Assegaf beserta tamu undangan sampai pukul 07.00 WIB. Tempatnya, di Jalan KH Zubair, kediaman Habib Abu Bakar Assegaf. Selepas acara ini, dari kediaman Habib Abu Bakar Assegaf, jamaah akan arak-arakan ke Masjid Jamik, pukul 08.00 WIB.

Saat itulah puncak acara Haul mulai berlangsung. Keluarga dan tamu undangan akan menuju makam Habib Abu Bakar Assegaf di kompleks Masjid Jamik Gresik, memberikan salam, dan sambutan-sambutan.

Selanjutnya, pembacaan manaqib dengan bahasa Arab dan Indonesia, ceramah agama, membaca Yasin, tahlil dan ditutup dengan doa.

Habib Ali menambahkan, pihaknya sudah melakukan persiapan-persiapan dengan baik. Mulai dari tempat penginapan para tamu, pengamanan hingga pengaturan parkir. Panitia juga berkoordinasi dengan warga setempat. Warga pun menyambut sangat antusias.

’’Panitia ada sekitar 400 orang. Mulai warga sekitar, Ormas, hingga petugas Pemkab dan Polres Gresik,’’ jelasnya.

Panitia, lanjut dia, juga sudah menyiapkan untuk kebutuhan konsumsi antara lain berupa nasi kebuli.

‘’Beras sekitar 4 ton dan ratusan kambing untuk pelaksanaan haul selama dua hari ini,” ungkapnya.

Setiap Haul, panitia tidak pernah meminta sumbangan. Namun, banyak pihak yang ikut berdonasi. Termasuk dari Pemkab Gresik. Selama pelaksanaan haul, panitia mengajak seluruh jamaah untuk tertib dengan mengedepankan akhlak. Semua tentu mengharapkan keberkahan dari acara ini.

’’Keberkahan di haul ini bukan hanya duduk di depan. Tapi, para tukang parkir yang turut mensukseskan, juga akan mendapatkan keberkahan,” ujarnya.

▪︎Sosok Habib Abu Bakar Assegaf

Mengutip dari berbagai literatur, Habib Abu Bakar Assegaf lahir di kampung Besuki, Jawa Timur pada 1285 H atau sekitar 1869 M. Beliau adalah putra dari Habib Muhammad bin Umar.

Tapi, sejak kecil beliau sudah ditinggal wafat ayahnya di Gresik pada tahun 1293 H. Adapun Habib Abu Bakar Assegaf wafat pada 1376 H, di usia 91 tahun. Beliau dimakamkan di sisi barat Masjid Jamik Gresik. Selama ini, makam beliau selalu jadi jujukan para peziarah dari berbagai daerah. Termasuk tokoh-tokoh nasional.

Pada 1293 H atau saat usia 8 tahun, atas permintaan neneknya yang salihah bernama Fatimah binti Abdullah, Habib Abu Bakar meninggalkan tanah kelahirannya. Dari Jawa Timur ke Hadramaut. Setiba di Kota Sewun, beliau disambut paman sekaligus gurunya. Yakni, Habib Abdullah bin Umar berikut para kerabatnya.

Sejak itu, Habib Abu Bakar Assegaf mulai belajar. Dari ilmu fiqih hingga tasawuf di bawah bimbingan sang paman. Selain berguru kepada pamannya yang alim, beliau juga belajar ilmu dari para ulama besar di sana.

Setelah menuntut ilmu di Hadramaut, pada 1302 H, beliau kembali ke Jawa bersama Habib Alwi bin Saggaf Assegaf. Menuju ke tempat kelahirannya, di Besuki. Dari sinilah beliau mulai mensyiarkan dakwah Islam di kalangan masyarakat.

Kemudian, pada 1305 H atau saat masih berusia 20 tahun, beliau pindah ke Gresik. Sekembali dari Hadramaut, Habib Abu Bakar Assegaf juga masih memperdalam pendidikan ke ulama-ulama besar kala itu.

Singkat kisah, pada suatu hari, saat menunaikan salat Jumat di Masjid Jamik Gresik, beliau beruzlah. Mengasingkan diri dari keramaian duniawi dan godaannya, menghadap kebesaran dan menyebut keagungan nama-Nya dalam keheningan.

Uzlah itu dilakukan di kediamannya sampai 15 tahun lamanya. Akhirnya, Habib Abu Bakar Assegaf mendapatkan izin keluar dari uzlah melalui isyarat dari gurunya, yaitu Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi.

Setelah keluar dari uzlah, beliau ditemani gurunya berziarah ke Al-Imam Al-Habib Alwi bin Muhammad Hasyim Assegaf. Sehabis ziarah, beliau menuju ke Kota Surabaya dan singgah di kediaman Habib Abdullah bin Umar Assegaf. Saat itu, warga Surabaya pun berbondong-bondong menyambut kedatangan beliau di rumah tersebut.

Sejak itu, Habib Abu Bakar mulai membuka majelis taklim dan zikir di kediamannya, Gresik. Masyarakat pun menyambut dakwahnya dengan begitu antusias. Dakwah beliau tersebar luas. Sebab, dakwahnya sejuk, penuh ilmu, dan ikhlas serta semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Dalam majelisnya, beliau setidaknya telah mengkhatamkan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali sebanyak 40 kali. Kebiasaan beliau, setiap kali mengkhatamkan pembacaan kitab Ihya Ulumuddin tersebut, selalu mengundang jamuan kepada masyarakat luas. Tradisi itulah yang tetap dilestarikan setiap haul saat ini.**(za/JP)