SAATNYA DUKUN BICARA

400 dibaca

▪︎Perang Magis Pulung Pilkades di
Lamongan (3)

▪︎LAMONGAN–POSMONEWS.COM,-
Bukan bermaksud mengekor buku Agung Pranoto, “Saatnya Dukun Bicara”, tetapi judul itu sebuah cermin dari sisi lain di perhelatan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada tahun 2022 di Lamongan yang sangat mencolok bab perang supranatural, daya metafisik yang berasal dari bantuan orang pintar (dukun, spiritualis, red) yang diminta menjadi backing oknum si calon.

Tanpa mengesampingkan calon yang benar-benar bertalenta, menjadi pilihan rakyat, murni berjuang secara fisik, skill, pengalaman di bidang pemerintahan, dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang dimiliki. Namun ada pula yang notabene wong anyar katon (pendatang baru, red) yang hanya bermodalkan duwit dan duwit.

Maka jalan pintas pun diambil untuk mencapai tujuan, salah satunya dengan meminta bantuan dukun atau paranormal yang khusus dan pesohor dalam hal suksesi kepemimpinan, seperti Pileg, Pilkada dan Pilkades ini.

Narasumber posmonews.com yang dikenal dukun spesialis Pilkada – Pilkades, sebut saja Mbah **** mengatakan penggunaan magi di pemilihan kades itu biasa dilakukannya. Ia mengaku menggunakan kontak Ilmu Pedanyangan (penguasa gaib desa atau wilayah tersebut).

Bisa pula ia datang ke rumah si calon, ritual pemagaran, dengan cara membacakan mantra-mantra dengan alasan tertentu.

“Jadi seperti perang pengaruh gaib. Ketika (pemilih) masuk ke TPS yang kelihatan di gambar itu hanya ada satu si calon yang dimaksud sehingga yang dicoblos ya gambar tersebut,” akunya.

Dalam penggalian data yang dilakukan posmonews.com, terkait “Kekuatan Mistik Jawa”, bahwa penggunaan magi (ilmu gaib, jampi-jampi) dalam politik lokal di suatu daerah, mencatat jenis magi yang biasa digunakan saat pilkades. Ada susuk, wafak, jimat, amalan wiridan, dan mantra-mantra. Beberapa jenis mantra dibaca si dukun dan calon pada waktu dan cara tertentu.

Mantra itu berkhasiat agar seseorang atau masyarakat banyak welas asih dan selalu ingat kepada si calon, sehingga pada saat pencoblosan si calon bisa dipilih.

Perang dukun di arena Pilkades juga sering jadi penelitian kalangan Kampus (ilmiah). Salah satu penelitian mahasiswa PTN di Jawa Tengah, melalui penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode pengumpulan data observasi, interview, dan dokumentasi. Ia memilih daerah Pati, yang konon disebut gudangnya dukun atau paranormal se-Indonesia.

Peneliti menggunakan metode analisis data dengan metode deskriptif, dan metode fenomenologi. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan, dan digunakan untuk mengetahui minat atau aspirasi masyarakat terhadap ,”Penggunaan jasa dukun dalam pemilihan Kepala Desa”.

Sedangkan metode fenomenologi adalah suatu pendekatan yang mempelajari gejala-gejala masyarakat yang diketemukan dari pengalaman dan kenyataan (fakta) di lapangan.

Hasilnya pun cukup menggambarkan praktik itu ada, meski ada pandangan pro dan kontra. Maka bagi pembaca media ini, percaya atau tidak, terserah Anda.

O’Keefe dalam bukunya Stolen Lightning: The social theory of Magic berpendapat bahwa mistis tidak hanya ditemukan pada zaman batu dan pada masyarakat primitif saja, tapi juga bisa ditemui dihampir setiap masa, disetiap masyarakat di manapun dan mistis muncul di banyak kebudayaan di dunia.

Jadi di zaman modern, serba digital inipun jangan mengira praktik magis itu telah punah. Karena hakikatnya kebaikan, kejahatan, hitam putih dan putih itu merupakan isu dunia yang fana. (bersambung)**(DANAR SP/ARIFIN K)