Mega Proyek Jalan Tol di Jawa Timur dan Kilang Minyak Tuban

372 dibaca

▪︎JAKARTA-POSMONEWS.COM,-
Pemerintahan Presiden Joko Widodo, mencanangkan mega proyek pembangunan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan- Manyar-Bunder Gresik, diharapkan bisa mulai konstruksi sebelum 2024 mendatang.

Hasil Rapat Koordinasi dengan tiga kepala daerah, Rabu (11/5/2022) lalu, untuk mega proyek strategis nasional wilayah Jawa Timur juga dikejar sesuai dengan Perpres No 80/2019, untuk bisa selesai konstruksi 2024 atau telah memenuhi financial closing untuk proyek KPBU. Setidaknya ada 218 proyek di Jawa Timur dengan nilai investasi mencapai Rp 294 triliun.

Salah satu proyek yang menjadi highlight adalah tol Ngawi- Bojonegoro-Tuban-Lamongan-Manyar Bunder, Gresik.

Pembangunan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan-Manyar-Bunder dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional kilang minyak Tuban dan KEK Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Yang merupakan salah satu achor yang untuk mendukung aktivitas perekonomian masyarakat.

“Diarahkan untuk segera di dorong transaksinya (Penetapan BUJT) dan financial closing pada tahun 2023, Kementerian Keuangan juga diharapkan mulai menganggarkan alokasi pengadaan melalui LMAN di 2023,” Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan, dikutip Kamis (12/5/2022) kemarin.

Hal itu diharapkan menjadi percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan prioritas Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto- Surabaya-Sidoarjo-Lamongan), terutama terbangunnya klaster migas dan kondensat, dan berdirinya pemurnian kilang minyak dan petrochemical di Tuban.

Adapun mengutip perpres 80/2019, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan tol ini mencapai Rp 23,7 triliun, dengan skema KPBU.

Proyek Kilang Tuban

Proyek Strategis Nasional (PSN) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban memasuki finalisasi desain rinci atau Front End Engineering Design (FEED). Finalisasi desain ini setara dengan 49 persen dari proses pembangunan kilang minyak. Proses FEED diperkirakan selesai pada Mei 2022.

PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) selaku pelaksana proyek GRR Tuban melaporkan kemajuan FEED per 31 Maret 2022 mencapai 90,99 persen, atau lebih cepat dari target 87,84 persen. Proses ini diharapkan menghasilkan desain rancang bangun ekstra kompleks untuk mengolah minyak mentah menjadi produk BBM dan petrokimia berstandar internasional.

Perseroan menjalankan kegiatan FEED sejak 16 Maret 2021 berkolaborasi dengan Tecnicas Reunidas SA (TRSA), perusahaan yang berbasis di Spanyol dan bergerak di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) sebagai kontraktor desain enjiniring. Dalam tahapan FEED, TRSA mengembangkan desain open-art units, fasilitas off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari technology licensor (pemilik lisensi teknologi).

“Capaian yang melebihi target ini berkat kolaborasi Tim Engineering PRPP dengan TRSA selaku kontraktor FEED yang solid untuk memastikan penyelesaian FEED. Tidak lupa pula dukungan fungsi lain dan manajemen PRPP terhadap pengerjaan FEED ini,” tutur Eriyadi, Direktur Pengembangan PRPP, dalam keterangan resminya.

Secara bersamaan, kerja sama dengan mitra strategis terus dipertahankan antara lain dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk penyediaan listrik pada tahap konstruksi dan Kris Energi untuk penyediaan gas.
Demikian juga dengan pemangku kepentingan untuk penyediaan infrastruktur seperti jalur tol Demak–Tuban, reaktivasi jalur kereta api Babat–Tuban, dukungan insentif pajak, dan dukungan lain yang diperlukan untuk menunjang kilang GRR Tuban.

Proses pembersihan lahan (land clearing) yang diselenggarakan oleh tim Pertamina GRR Tuban pun berjalan secara simultan dan kini telah memasuki tahap IV.

Proses pembersihan lahan (land clearing) yang diselenggarakan oleh tim Pertamina GRR Tuban pun berjalan secara simultan dan kini telah memasuki tahap IV.

Pada fase ini Pertamina GRR Tuban mencangankan target pembersihan lahan seluas 221,17 hektare (ha), termasuk pembuatan drainase sementara dan pemasangan pagar.

Penyelesaian land clearing tahap IV per 31 Maret 2022 adalah 49,01 persen, atau lebih cepat dari target (45,38 persen) dengan melibatkan lebih dari 330 warga sekitar area proyek. Secara total, proses land clearing GRR Tuban sejak tahap I hingga ke IV telah melibatkan 1.220 pekerja, dengan 99% di antaranya merupakan warga.

Selama proses tersebut, perseroan menjaga prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan proyek. Pada kuartal I-2022, pencapaian jam kerja selamat proyek GRR Tuban, baik di tim Pertamina GRR Tuban maupun di PRPP mencapai 403.496 jam. Secara kumulatif, jumlah jam kerja selamat proyek GRR Tuban sejak land clearing berjalan mencapai 3.536.663 jam.

Eriyadi menambahkan setelah FEED selesai, perseroan akan memasuki proses Final Investment Decision (FID) di tingkat pemegang saham, untuk memastikan keberlanjutan proyek GRR Tuban. Selanjutnya fase rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, Construction/EPC) diharapkan bisa dimulai pada kuartal III tahun 2023.

“Terlepas dari dinamika situasi global saat ini yang berpengaruh terhadap industri minyak dan gas secara umum, PRPP bersama tim Pertamina Proyek GRR Tuban tetap berkomitmen untuk meneruskan dan menyelesaikan amanah yang telah dipercayakan kepada kami. Mohon doa dan dukungan semua pihak agar setiap tahapan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar termasuk juga proses Final Investment Decision (FID) dan dimulainya fase EPC nanti di tahun 2023.” pungkas Eriyadi.**(fend)