Bupati Lamongan Meraih Anugrah PWI AWARD 2022

392 dibaca

LAMONGAN–POSMONEWS.COM,-
Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA. terpilih dan ditetapkan sebagai salah satu dari 10 kepala daerah mendapatkan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) pada Hari Pers Nasional (HPN) 2022.

Pak Yes–sapaan akrab Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, dan 9 kepala daerah lainnya dipilih dan ditetapkan dalam rapat Tim Juri AK – PWI, Jumat (3/12/2021) sore lalu. Mereka berasal beragam usia, latar belakang suku, pendidikan, agama, budaya, partai, hingga masa kerja.

Sedangkan orang nomor satu di Pemkab Lamongan ini diapresiasi oleh PWI karena keberhasilannya dalam menangani Covid-19 di Kota Soto. Ini terbukti dengan masuknya Lamongan sebagai satu-satunya daerah se-Jawa dan Bali dengan status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level-1 pertama kali pada assesmen Kementrian Kesehatan RI.

Keberhasilan itu diperoleh tidak mudah, karena kunci keberhasilan tersebut harus didasari dengan komitmen dan kerjasama yang kuat antara Pemkab Lamongan, TNI dan Polri serta dukungan pemerintahan kecamatan, kepala desa, tokoh masyarakat, media dan juga masyarakat.

“Masing-masing kepala daerah tersebut berhasil dengan baik menarasikan dan memvisualkan pergulatan memenangkan kesehatan, berbasis informasi dan kebudayaan, guna mewujudkan perilaku baru,” ujar Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI (AK-PWI) Yusuf Susilo Hartono, Minggu (5/12/2021) lalu.

Menurut Yusuf, sebelum ada kebijakan prokes pandemi Covid-19, di antara daerah-daerah tersebut sudah memiliki protokol warisan nenek moyang dalam menghadapi wabah, yang dirawat dalam adat dan tradisi setempat.

“Beruntung bagi kepala daerah yang menyadari harta karun kulturalnya itu. Sehingga pada saat terjadi pandemi, tinggal memadukan dengan prokes dan vaksinasi,” katanya.

Tak hanya itu, sambung Yusuf, mereka juga memadukan dengan berbagai aplikasi berbasis teknologi untuk melawan Covid-19.

“Sekaligus untuk mewujudkan perilaku baru di berbagai bidang diantaranya sosial budaya, ekonomi, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain,” ucapnya.

Ditemui secara terpisah, Pak Yes, mengatakan sejak meningkatnya kasus persebaran Covid-19 di Kabupaten Lamongan yang diawali Klaster Hajatan di Desa Sidodowo, Kecamatan Modo, Pemkab Lamongan bergerak cepat untuk mengatasinya.

Menurutnya, tidak hanya pendekatan medis dan kebijakan (hukum) yang dilakukan tetapi pemerintah memasukkan pendekatan budaya (socio-cultural) dalam menangani persebaran virus yang menjadi pandemi global tersebut.

“Kami menggunakan pendekatan pendekatan kultural dan persuasif. Yakni pendekatan pada nilai-nilai sosial dan budaya yang melekat dan berkembang di suatu masyarakat dan pendekatan budaya populer yang dilakukan untuk membangun kewaspadaan masyarakat tentang bahaya pandemi dan mensosialisasikan sopan santun kebiasaan baru,” ucap Pak Yes.

Karena pendekatan socio-cultural, beber Pak Yes, Kabupaten Lamongan pada tanggal 7 September 2021 meraih status PPKM Level 1 pertama kali se Jawa-Bali.

“Perubahan status ini berdasarkan data hasil penelitian dan assesmen Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” katanya.

Pak Yes juga menyampaikan, upaya nyata yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya baik pendekatan kultural persuasif maupun budaya populer dalam penanganan Covid-19 serta memulihkan ekonomi daerah.

“Kami juga mengadakan doa bersama dengan ulama yang disiarkan langsung melalui zoom meeting dan kanal youtube milik Pemkab Lamongan. Dengan tajuk do’a bersama untuk keselamatan bangsa agar segera terbebas dari pandemi Covid-19,” tuturnya.

Sedangkan untuk budaya gotong-royong dan kebersamaam dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) serta gerakan vaksinasi secara massif, terang Pak Yes, dilaksanakan dengan bekerja sama antar semua elemen masyarakat diantaranya, TNI dan Polri serta PWI Lamongan juga dengan para pelaku seni dan budaya.

Setelah berkolaborasi dengan semua elemen, menurutnya, vaksinasi bisa mencapai target 70 persen dosis pertama, lebih tepatnya 757.320 orang atau 71,21 persen dari total sasaran 1.063.543 orang (Lansia, Anak & Umum).

“Untuk kebangkitan ekonomi menggunakan pendekatan budaya populer yakni membuat platform penjualan yang berbasis digital. POL (Pasar Online Lamongan) menjadi salah satu solusi dan inovasi di tengah pandemi agar masyarakat dengan mudah belanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah,” katanya.

Tak hanya itu saja, tutur Pak Yes, juga mengkampanyekan dengan membuat gerakan dukungan atas UMKM untuk membangkitkan ekonomi masyarakat Lamongan.
“Gerakan #ayobeliproduklamongan, #ayoditumbasi, #ayodolennanglamongan dan #ayonguliner,” ucapnya.

Keberhasilan Pemkab Lamongan dalam penanganan Covid-19 dan membangkitkan ekonomi masa pandemi, diakui Pak Yes,  tidak terlepas dari strategi pendekatan Pentahelix.

“Dimana aktornya terdiri dari jajaran pemerintahan baik Pemkab, TNI dan Polri, pihak swasta, masyarakat, akademisi, media massa, dan masyarakat yang memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kapasitas masing-masing,” tutur Pak Yes.
**(DANAR SP)