Ahli UGM: Diperkirakan 80 Persen Warga RI Terpapar Covid Delta

189 dibaca

Wabah Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Citra Indriani, menyebut ada kemungkinan 80 persen penduduk Indonesia sudah terinfeksi varian virus corona (Covid-19) Delta.

Pernyataan itu dilatarbelakangi penurunan kasus covid-19 secara signifikan yang terjadi di Indonesia dalam 3-4 bulan terakhir.

Dikutip dari laman www.cnnindonesia.com Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Citra Indriani, menilai penurunan kasus itu disebabkan imunitas kelompok atau herd immunity sudah terbentuk secara alamiah di Tanah Air melalui individu yang sudah pernah terinfeksi covid-19 sebelumnya.

Berpedoman pada data BPS per September 2020 dengan jumlah penduduk Indonesia 270,2 juta jiwa, maka 80 persen penduduk Indonesia itu setara dengan 216 juta orang.

“Infeksi Covid-19 lebih dari 50 persen adalah asimtomatis (tidak bergejala), mungkin 80 persen penduduk kita telah terinfeksi varian Delta,” kata Citra dikutip dari situs resmi UGM, Senin (22/11/21).

Kendati demikian, Citra juga mewanti-wanti bahwa ancaman gelombang ketiga merupakan suatu hal yang mungkin saja terjadi kendati mayoritas warga sudah memiliki antibodi alamiah. Ia mengingatkan, bahwa apabila Indonesia ‘diserang’ oleh strain atau varian Covid-19 baru, maka lonjakan kasus Covid-19 sangat mungkin terjadi.

Hal itu dikatakan Citra, lantaran menurutnya antibodi yang dimiliki warga tidak spesifik untuk varian tertentu. Untuk itu, dia berharap pemerintah melakukan percepatan program vaksinasi guna meminimalkan tingkat keparahan apabila banyak warga mulai terinfeksi kembali.

Data terakhir Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, mencatat sebaran kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong Variant of Concern (VoC) alias varian yang diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini berjumlah 4.830 kasus di Indonesia.

WHO telah menetapkan empat varian yang masuk kategori ini yaitu B117 Alfa, B1351 Beta, B1617.2 Delta, dan P1 Gamma, dan hanya P1 yang belum teridentifikasi di Tanah Air. Adapun varian Delta ditemukan paling banyak dengan 4.732 kasus di Indonesia, disusul varian Alfa dengan 76 kasus, dan varian Beta 22 kasus.

“Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tidak untuk strain yang lain. Sehingga imunitas alamiah yang terbentuk saat ini mungkin tidak bisa kita andalkan apabila kita kedatangan strain yang baru,” jelasnya.

Citra menambahkan, sejumlah temuan kasus atau rekaman data warga yang terinfeksi pada gelombang pertama di Januari 2021 dan juga warga yang terinfeksi varian Delta pada gelombang kedua Juni-Juli 2021, serta mereka yang meninggal kala itu, mayoritas mereka belum menerima vaksin Covid-19.

Dengan data temuan itu, Citra yakin bahwa salah satu upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia adalah dengan vaksinasi. Dia berharap, apabila Indonesia mengalami gelombang tiga pada akhir atau awal tahun mendatang, maka sistem kesehatan Indonesia tidak akan kolaps seperti yang terjadi pada Juli lalu.

“Sisir wilayah untuk vaksinasi terutama lansia bisa berperan untuk mitigasi bentuk parah infeksi SARS-COV 2. Kalaupun gelombang tiga terjadi, sistem kesehatan kita tidak lagi menghadapi kasus-kasus berat yang jumlahnya ribuan setiap harinya,” kata dia.

Lebih lanjut, Citra juga mendukung upaya pemerintah untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat  (PPKM) level 3 secara serempak di seluruh Indonesia pada saat natal dan tahun baru 2022 (Nataru).

Citra menyebut, apabila belajar dari pengalaman lalu, maka setiap libur panjang yang memicu mobilitas tinggi warga juga akan melahirkan lonjakan kasus Covid-19. Ia kemudian meminta pemerintah untuk benar-benar serius melakukan pengawasan selama masa pembatasan Nataru mendatang.

“Meskipun kita batasi, mobilitas tetap terjadi, namun tidak semasif apabila tidak diberlakukan pembatasan. Pembatasan kerumunan dan mobilitas sudah sesuai dengan pembelajaran sebelumnya bahwa gelombang kita diawali pada periode Natal-tahun baru serta lebaran, apalagi di negara-negara tetangga saat ini sedang mengalami gelombang delta varian AY.4.2,” ujar Citra.**(cnn/bram)