Ilmuwan Temukan “Virus Corona Kuno”, Ribuan Tahun Lalu

135 dibaca

Virus corona ternyata telah ada selama ribuan tahun. Para ilmuwan telah menemukan bukti epidemi yang berusia lebih dari 20 ribu tahun yang lalu di Asia Timur.

Dilansir New York Times, 42 gen yang ditemukan illmuwan tampaknya berevolusi dalam menanggapi epidemi.
Temuan ini dianggap bisa bermanfaat untuk penelitian saat ini.

Pandemi corona yang ada di Asia Timur ribuan tahun lalu, diperkirakan menjangkiti seluruh China, Jepang, dan Vietnam.
Situasinya kemungkinan sama seperti yang terjadi saat ini, di mana COVID-19 telah menghancurkan kehidupan lebih dari 3,8 juta orang dan memicu kerugian ekonomi sampai miliaran dolar AS.

“Temuan ini bisa memiliki implikasi yang mengerikan bagi pandemi COVID-19 saat ini, jika tidak dikendalikan segera melalui vaksinasi,” ujar ahli biologi evolusi di Universitas Arizona, David Enard.

“Temuan ini juga seharusnya membuat kita khawatir,” tambahnya.

Penelitian Enard dan rekan-rekannya, sudah diterbitkan Kamis (24/6/2021) dalam jurnal biologi. Enard lantas meyakini bahwa rangkaian kekacauan akibat pandemi, pernah terjadi di era sebelumnya.

“Apa yang sedang terjadi sekarang mungkin terjadi selama generasi ke generasi,” ujarnya.

Dalam 20 tahun terakhir, setidaknya ada tiga virus corona yang punya efek massal, yakni COVID-19, SARS dan MERS.
Semuanya diduga berasal dari kelelawar atau mamalia lainnya.

Sementara itu, empat virus corona lainnya yang juga ditemukan memang dapat menginfeksi orang, tapi hanya menyebabkan pilek ringan.

Karena virus corona memiliki tingkat mutasi reguler, para ilmuwan pun dapat memperkirakan saat virus ini mulai “menyimpang dari leluhurnya”.

Melalui teknik itu, para ilmuwan memperkirakan bahwa varian coronavirus HCOV-HKU1, sempat muncul pada 1950-an.
Sementara HCOV-NL63, terjadi sekitar 820 tahun yang lalu.
**(kmp/ram)