Designer Jatim Ulfa Mumtaza: Home Dress, Disukai Pasar dan Bisa Bertahan

134 dibaca

Di tengah pandemi, home dress (baju rumahan) dengan memasukan sedikit unsur batik, masih bertahan

“Kalau untuk baju pesta atau gaun malam, sudah merosot tajam,” kata designer Jawa Timur, Ulfa Mumtaza, kemarin.

Ulfa mengatakan, banyak perancang busana yang sekarang pindah membuat home dress, ketimbang baju pesta.

“Ini sifatnya sementara juga, menyiasati lesunya pasar dan rendahnya daya beli masyarakat karena pandemi,” kata pemilik gerai “Mumtaza Mode” ini.

Di gerainya, Ulfa menyasar kelas menengah dengan baju harga beragam mulai Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta rupiah.

Walaupun pandemi, Ulfa masih bisa bersyukur. “Alhamdulillah, gak sampai merumahkan pegawai,” katanya.

Ciri khas rancangannya yakni ada unsur batiknya. “Saya selalu memasukan unsur batik, tidak banyak hanya 30 persen dari semua bahan, kalau kebanyakan nanti kesannya terlalu formal dan resmi,” kata Ulfa.

Ulfa Mumtaza dikenal sebagai perancang busana yang produktif di daerah Jawa Timur kulonan, yakni daerah Madiun, Ngawi, Magetan atau Ponorogo.

“Saya tinggal di Magetan tapi butik ada di Madiun, saya sering diajak pameran dari dinas-dinas di Pemkab Magetan, selain juga diajak Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Jatim,” ujarnya.

Ulfa menekuni bakatnya di dunia mode pakaian ini, sejak 12 tahun yang lalu. Atau tepatnya sejak 2009 silam.

Ketika ia beranjak dewasa, Ulfa terus menekuni seni desain baju. “Awalnya karena hobi saja,” katanya.

Ulfa pernah belajar tiga tahun di sekolah mode Susan Budihardjo di Surabaya.

Setelah lulus, Ulfa lantas mengembangkan brand sendiri yang ia beri nama “Mumtaza Mode”.

Kini, ia membuka butiknya “Mumtaza Mode” di jalan MT Haryono kota Madiun.

Baju rancangannya, banyak dikenakan kalangan sosialita di Jatim, pengusaha dan pejabat.

Mayoritas langganan busananya dari Jatim dan Jakarta. “Untuk luar pulau, satu dua aja, sejak pandemi permintaan dari luar pulau merosot,” pungkasnya. (dah)