Selamat Jalan Patriot Sejati, Serda Mes Guntur AP

130 dibaca

“Serda Mes Guntur Ari Prasetya aktif mengikuti kegiatan warga, termasuk jamaah Yasinan. Jam’iyah Yasinan setiap malam Jumat”.

Sosok Serda Mes Guntur Ari Prasetya adalah satu di antara 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak di Perairan Bali sejak Rabu, 21 April 2021. Bagaimana sosok Guntur di mata tetangga dan keluarganya di Pulo Tegalsari, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sebenarnya Serda Mes Guntur Ari Prasetya, adalah warga dan KK nya masih tercatat di Jl. Candi Lontar Wetan 42 B/37 Surabaya. Namun Guntur tinggal di rumah istrinya Jl. Pulo Tegalsari, Wonokromo, Surabaya. Dia dikenal aktif mengikuti jamaah Yasinan.

Guntur pamit kepada istrinya, Berda Asmara, Senin 19 April 2021 lalu, untuk berlayar. Di KRI Nanggala 402, ia bertugas sebagai teknisi mesin. Ia pamit setelah pulang setelah enam hari sebelumnya berhari-hari berlayar di kapal milik TNI Angkatan Laut tersebut.

Menurut Ketua Jamiyah Yasinan di kampung Guntur tinggal di Pulo Tegalsari, Mahmudi, menuturkan, Guntur adalah pria yang baik. Jika sedang di rumah, ia aktif mengikuti kegiatan warga, termasuk jamaah Yasinan.

“Jam’iyah Yasinan biasa diadakan setiap malam Jumat,” katanya usai doa bersama di rumah Guntur, Kamis 22 April 2021 malam.

Doa bersama dihadiri oleh para tetangga Guntur. Istrinya, Berda Asmara, ikut berdoa dan raut wajahnya terlihat sedih.

“Doa bersama ini sebagai bentuk kepedulian sesama tetangga mendoakan semoga awak kapal selam KRI Nanggala 402 selamat,” kata tetangga Guntur, Lalu Endrajani.

Guntur bertugas di KRI Nanggala 402 meninggalkan istri, yakni Berda Asmara, dan satu anak berusia delapan tahun. Berda adalah dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Civitas akademika di kampus tersebut juga menggelar doa bersama secara virtual untuk keselamatan KRI Nanggala 402 dan kru pada Kamis sore.

Berda mengatakan, ia mengetahui kabar kapal selam yang ditumpangi suaminya hilang kontak pada Rabu usai berbuka puasa dari grup WhatsApp para istri awak KRI Nanggala 402. Segera ia mencari informasi secara mandiri melalui pemberitaan di media. Rupanya kabar tersebut benar adanya. Ia mengaku langsung menangis.

Selama ini Guntur memang jarang pulang ke rumah orang tuanya di Jl. Candi Lontar Wetan, Surabaya. Bahkan dia hanya pulang pas libur tidak berlayar.

“Mas Guntur jarang pulang ke sini. Padahal rumahnya kosong, sejak ayahnya meninggal 1 tahun lalu, Mas Guntur paling sebentar nengok rumahnya,” ujar Ika Nurfanis Anggraini, adik Guntur.

Menurut Anis–sapaan akrab Ika Nurfanis Anggraini sebulan lalu Guntur datang. Tapi, dia malah ke masjid menemui pengurus masjid karena memberikan jam tangan.

“Mas Guntur datang ke sini, dan menyapa aku serta ngobrol-ngobrol sebentar, terus menemui pengurus masjid katanya menyerahkan jam tangan,” ujar Anis sambil matanya berkaca kaca.

Lebih jauh Anis menceritakan, sejak berita KRI Nanggala 402 hilang kontak, ada rombongan dari Angkatan Laut (AL) mencari alamat Guntur.

“Lha kemarin saja ada tiga kiriman karangan bunga ke sini. Akhirnya aku suruh kirim ke alamat Mbak Berda Asmara (istri Guntur, red),” cerita Anis.**(zi)