Dari Strategi Sun Tzu hingga Robert Greene

214 dibaca

Perang Metafisik Pilkada Jatim (6)

Meski masih dalam fase detik-detik penetapan paslon Pilkada, namun dari semua paslon sudah siap tempur untuk memikat masa pendukung. Memang demikian lah faktanya, secara keilmuan, politik bisa diartikan sebagai suatu rangkaian asas, teknik atau bisa dikatakan seni dalam mencapai tujuan dan cita – cita kekuasaan. Seperti halnya dalam gelaran pilkada sekarang ini strategi jitu harus diterapkan oleh setiap paslon untuk meraih kejayaan.

Berbicara mengenai politik, tentunya kita akan mengenal berbagai macam istilah politik yang mengacu pada strategi – strategi dan taktis dalam merebut kekuasaan. Ibarat perang, strategi sangatlah dibutuhkan agar pencapaian tujuan jadi lebih terarah dan terukur untuk mencapai kemenangan. Sebut saja strategi atau teori perang Sun Tzu, ada 3 hal yang harus kita kenali dan kuasai sebelum melakukan peperangan, yaitu kenali diri sendiri, kenali lawan dan kenali kondisi wilayah atau arena perang (wilayah).

Setelah mengenali 3 hal tersebut, hal selanjutnya yang mesti dilakukan adalah bagaimana mengemas sebuah situasi agar kelemahan kita tertutupi dengan mendongkrak sisi baik (kekuatan) yang kita miliki, sebaliknya juga menguatkan sisi lemah lawan dengan menutupi sisi – sisi baiknya. Selanjutnya, mengemas situasi arena perang agar lebih menguntungkan kita secara politik.

Mengenai bagaimana cara dan taktis yang harus dilakukan guna menyusun strategi tersebut, Sun Tzu kemudian mengemasnya melalui buku 36 Strategi yang dikarangnya beberapa abad yang lalu, yang kemudian memaparkan secara lebih detail bagaimana cara dan taktik yang harus dilakukan guna mewujudkan kemenangan dalam peperangan.

Hal menarik yang diajarkan oleh Sun Tzu melalui buku 36 Strategi tersebut adalah apa yang saat ini kita kenal dengan istilah Playing Victim, yaitu teknik memposisikan diri sebagai korban atau orang yang terluka demi mengelabui musuh dan lingkungan. Taktik tersebut ditulis tepatnya pada strategi nomor 34, yang berbunyi “Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Masuk pada jebakan dan jadilah umpan. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan.

Jika kita mengacu pada situasi politik dunia dan khususnya di Indonesia saat ini, tak bisa kita pungkiri, bahwa strategi ini sebenarnya kerap dilakukan. Dalam sejarah politik dunia, kita bisa melihat beberapa konspirasi politik dibangun melalui peristiwa – peristiwa yang sebenarnya sudah dirancang dan di propagandakan secara massif guna mencapai tujuan politik tertentu.

Jika kita jeli melihat situasi politik saat ini, bermain victim dalam berpolitik ternyata masih cukup ampuh untuk dilakukan, baik oleh politisi dunia maupun di Indonesia. Kita bisa melihatnya dari beberapa peristiwa, isu serta wacana – wacana yang beredar di masyarakat, dan bagaimana framing wacana itu dilakukan guna mengemas opini masyarakat menuju sebuah pemahaman tertentu. Dalam ilmu politik, setiap wacana dan peristiwa itu ibaratkan sebuah potongan puzzle yang bisa memiliki keterkaitan dengan beberapa potongan puzzle lainnya, sehingga jika potongan – potongan puzzle itu disatukan maka akan terbentuk sebuah gambar yang utuh.

Satu hal penting yang harus kita sadari adalah tidak ada yang kebetulan dalam dunia politik. Bisa jadi, beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini, merupakan hasil rancangan atau design politik guna menggiring opini masyarakat.

Mengenai kita menyadarinya atau tidak, semua itu tergantung pada daya kritis kita sebagai masyarakat, yang kerap dijadikan objek permainan wacana. Apakah kita mampu membacanya sebagai bagian dari skenario penggiringan opini, atau kita mampu melawannya dengan melakukan counter issue dan tidak terjebak pada framing wacana tersebut.

Selain Sun Tzu, posmonews. com tertarik dengan konsep Robert Greene (Amerika Serikat) yang mengajarkan kita bisa banyak belajar dan berstrategi dalam meraih sekaligus mempertahankan kekuasaan. Robert, menjabarkannya dalam 48 konsep di bawah ini.

1. Jangan pernah terlihat lebih baik dari atasan anda. 2. Jangan pernah terlalu mempercayai teman, tetapi pelajarilah cara memanfaatkan musuh. 3. Sembunyikan niat anda. 4. Senantiasa bicara lebih sedikit dari yang diperlukan. 5. Begitu banyak hal bergantung dari reputasi, jagalah reputasi dengan nyawa anda. 6. Carilah perhatian berapapun harga yang harus dibayar. 7. Mintalah orang lain bekerja keras bagi anda, tetapi senantiasalah menerima pujian atas kerja keras mereka. 8. Usahakan agar orang lain mendatangi anda, pergunakan umpan bila perlu. 9. Raihlah kemenangan lewat tindakan anda, jangan pernah menang lewat perdebatan. 10. Infeksi : hindarilah orang-orang yang tidak bahagia dan sial.

11. Usahakan orang lain agar tetap tergantung pada anda. 12. Pergunakanlah kejujuran dan kemurahan hati selektif untuk memperdaya korban anda. 13. Saat meminta bantuan, jangan pernah pancing belas kasihan atau rasa syukur mereka. 14. Berperanlah sebagai seorang teman, bekerjalah sebagai mata-mata. 15. Hancurkanlah musuh anda secara total. 16. Pergunakanlah ketidakhadiran anda untuk meningkatkan respek dan penghormatan. 17. Usahakan agar orang lain selalu merasakan terror : kembangkan aura tak bias ditebak. 18. Jangan bangun benteng untuk lindungi diri sendiri, isolasi adalah sesuatu yang berbahaya. 19. Ketahuilah siapa yang anda hadapi, jangan singgung perasaan orang yang salah. 20. Jangan berkomitmen pada siapapun.

21. Berpura-puralah menjadi orang yang tolol untuk menangkap orang yang yang tolol, berilah kesan anda lebih bodoh dari sasaran anda.. 22. Manfaatkanlah taktik untuk menyerah : ubah kelemahan menjadi kekuatan. 23. Himpun kekuatan anda. 24. Berperanlah untuk menjadi penghuni istana yang sempurna. 25. Ciptakanlah kembali diri anda. 26. Jagalah agar kedua tangan anda tetap bersih. 27. Bermainlah dengan kebutuhan orang lain untuk mempercayai sesuatu untuk menciptakan pengikut yang setia. 28. Bertindaklah dengan berani. 29. Buatlah rencana hingga tuntas. 30. Berilah kesan bahwa tampatnya prestasi anda mudah didapat.

31. Kendalikanlah pilihan-pilihan anda : suruhlah orang lain memainkan kartu yang anda bagikan. 32. Bermainlah sesuai dengan fantasi orang lain. 33. Ketahuilah kelemahan setiap orang. 34. Jadilah seorang bangsawan dengan cara anda sendiri : Bersikaplah bak seorang raja agar diperlakukan seperti sorang raja. 35. Kuasailah seni memilih waktu yang tepat. 36. Sepelekanlah hal-hal yang tak bisa anda miliki. 37. Ciptakan tontonan yang memikat. 38. Berpikirlah sesuka anda, tetapi bersikaplah seperti orang lain. 39. Aduk-aduk air untuk menangkap ikan. 40. Bencilah segala hal yang diperoleh secara cuma-cuma.

41. Hindarilah mengambil alih posisi orang yang hebat.42. Seranglah si gembala, maka domba-dombanya pasti berhamburan. 43. Kenalilah hati dengan pikiran orang lain. 44. Perdaya dan pancing amarah orang lain dengan efek cermin. 45. Sampaikan ceramah tentang kebutuhan untuk berubah , tetapi jangan lakukan reformasi untuk terlalu banyak bidang kehidupan dalam waktu singkat. 46. Jangan pernah terlihat terlalu sempurna. 47. Jangan melebihi sasaran yang telah anda tentukan : dalam hal kemenangan, belajarlah untuk tahu kapan anda harus berhenti. 48. Jadilah seperti uap yang tak berbentuk.
(DANAR SP)