Tiga Hambatan Pembelajaran Daring di Desa

213 dibaca

GRESIK.POSMONEWS.COM.
Wakil wali siswa di Kabupaten Gresik Moh. Fail mengungkapkan, sedikitnya ada tiga hambatan proses belajar menggunakan sistem Dalam Jaringan (daring) di desa. Yaitu, hambatan sosiologi, ekonomi dan teknologi.

“Sebagian besar masyarakat desa adalah petani, pedagang pasar tradisional, pendapatan terbatas, dan terbatas dalam penguasaan teknologi informasi atau dunia digital,” kata Fail dalam webinar, “Daring Efektif Ajaran Baru” oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Gresik, Selasa (14/7/2020).

Menurut dosen STAI Ihyaul Ulum dan Jurnalis Senior tersebut, regulasi pemerintah harus menjangkau kesulitan tersebut. Pihak sekolah juga harus menemukan pola yang tepat. Sehingga sistem daring ini efektif dan produktif.

Ketua LPA dan Dewan Pendidikan Jawa Timur, M Isa Ansori mengungkapkan, para pihak terkait bisa melakukan pemetaan terkait pandemi Covid 19 di Gresik. Sehingga terapinya bisa berbeda-beda.

“Mana zona merah dan mana zona hijau. Sehingga penerapan sistem daring bisa diterapkan secara tepat. Isa Ansori yang membawakan materi, “Merancang Pembelajaran Era Vuca” mengatakan, dunia pendidikan sekarang ini mengalami masa VUCA. Volatility-perubahan sangat cepat dan terus menerus. Uncertainity -kesulitan memprediksi secara akurat. Complexity-terjadinya bauran antara isu dengan chaos dan Ambiguity-kaburnya realitas dengan bauran kondisi yang beragam.

“Strateginya adalah penguatan SDM, Penguatan kepemimpinan, menumbuhkan sikap mental dinamis dan profesional,” kata Isa Ansori.

Menurut Ketua Komunitas Anak Kabupaten Gresik Jinan Elvaretta Aqilah, pihaknya menerima banyak keluhan dari anak-anak seputar biaya paketan internet, tugas belajar yang menumpuk dan kesulitan membagi waktu. “Anak-anak mengeluh biaya paketan, guru memberi tugas bersamaan sehingga para siswa kesulitan mengatur waktu,” kata Jinan.

Kabid. PPA-PUHA Dinas KBPP dan PA Kabupaten Gresik, Ir. Soerati Mardhiyaningsih, M.si mengatakan, pemerintah Kabupaten Gresik memberi kelonggaran kepada kepala desa memberikan fasilitas internet gratis melalui program rumah belajar untuk siswa yang membutuhkan bantuan jaringan internet.

“Desa bisa bikin rumah belajar dengan fasilitas internet gratis. Anggarannya bisa menggunakan Dana Desa,” kata Ningsih-panggilan akrab Soerati Mardhiyaninfsih.

Sementara Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Gresik Arif Priyanto sebagai penyelenggara webinar mengatakan, pihaknya telah merumuskan beberapa hal yang harus terpenuhi dalam pembelajaran Daring Efektif. Yaitu, masalah SDM baik di sekolah, siswa dan wali murid, infrastruktur atau sarpras, teknologi dan sinergi antara sekolah, siswa dan wali murid.

“Kami kira webinar ini produktif, mendengarkan problem siswa, wali murid, pendapat LPA dan regulator. Tentu akan ada tindak lanjut dan LPA Gresik akan bekerjasama dengan pihak kabupaten,” kata Arif.

Pemandu webinar Noval Fajrul Falah Nugroho mengawali dari pukul, 15.00 dan mengakhiri pukul, 17.15. Webinar diikuti praktisi akademi dan mahasiswa se Kabupaten Gresik.(za/fa)