Hadiah Masjid dari Pangeran Abu Dhabi

246 dibaca

Pangeran Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan bakal memberikan hadiah pembangunan sebuah masjid di Kota Solo, Jawa Tengan. Masjid yang desainnya mirip Sheikh Zayed Mosque digadang-gadang bakal menyandang status masjid termegah di Indonesia.

“Rencana pembangunan masjid, ornamennya mirip dengan salah satu masjid termegah di dunia, Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Itu merupakan rangkaian panjang dari sebuah lobi internasional antara Pemerintah Indonesia dengan UEA,” kata Setyo Wisnu Broto selaku utusan Kedutaan Besar Indonesia, di Abu Dhabi, di sela pengukuran tanah dan penentuan arah kiblat, di Gilingan Solo, Jateng, Kamis (9/7/2020).

Menurut Setyo Wisnu, UEA beberapa waktu lalu melalui Pangeran Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang tertarik dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo. Wisnu mengatakan, investor negara-negara Timur Tengah yang sering ragu-ragu menanamkan modalnya di Indonesia, kini ada perubahan besar.

UEA merupakan salah satu negara kaya di Timur Tengah yang sangat tertarik untuk investasi di Indonesia. Wisnu yang mewakili Kedubes Indonesia di UEA, warga Arab berkenan memberikan hadiah, salah satunya masjid untuk Indonesia, yang akan dibangun di lahan sekitar 3 hektare di Kota Solo, Jateng, tempat kelahiran Presiden Joko Widodo.

Pangeran Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan tersebut tidak hanya ingin membangun sebuah masjid, tetapi juga Islamic Center. Masjid itu, desainnya hampir mirip dengan Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi. Masjid terindah di dunia itu, nanti desainnya akan diberikan kepada Indonesia.

“Ini suatu penghargaan yang luar biasa untuk Indonesia,” katanya.

Wisnu menjelaskan pembangunan masjid di Solo tersebut sebenarnya merupakan awal dari pihak UEA untuk masuknya investasi negara-negara Timur Tengah ke Indonesia. Jadi selama ini, seakan-akan investor yang masuk ke Indonesia hanya dari China.

Pangeran Mohammed bin Zayed dan Pemerintahan UEA sangat tertarik investasi di Indonesia, antara lain, di bidang ketahanan pangan dan ketahanan energi di Indonesia .

“UEA sangat tertarik untuk pembangunan kilang minyak seperti di Cilacap, cara mereka relatif lebih simpel untuk investasi,” kata Wisnu.

Wisnu menjelaskan rencana pembangunan masjid yang diperkirakan termegah di Indonesia tersebut membutuhkan lahan sekitar 3 hektare, dengan anggaran akan disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia. Kini sedang tahap lelang, dan peletakan batu pertama akan dilaksanakan pada Desember mendatang.

“Untuk dana pembangunan masjid akan menyesuaikan kebutuhan di Indonesia. Jadi untuk pelaksanaan oleh Pemerintah Indonesia dan pihak UEA sebagai supervisi. Karena desain harus bisa mirip Masjid di Abu Dhabi,” papar Wisnu salah satu pebisnis asal Solo di pasar UEA.

Kepala Kantor Kemenag Surakarta Mustain Ahmad menyambut baik pembangunan mesjid sumbangan pemerintah UEA itu.

Menurut Mustain, petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) kini sedang melaksanakan pengukuran sekaligus penentuan arah kiblat. Kegiatan itu juga dihadiri Ketua NU Kota Surakarta Mashuri, Ketua MUI sekaligus Ketua Muhammadiyah Surakarta, KH Subari.

“Kami bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Surakarta menyambut baik dan luar biasa. Hal ini bentuk ekspresi dan antusias umat beragama khususnya umat Islam,” tegas Mustain. (inews/alamsyah)