Syekh Belabelu dikenal sebagai wali di wilayah Pantai Selatan. Khususnya di Pantai Parangteritis Jogjakarta. Ia merupakan wali yang mampu menembus wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa. Dimana dulunya tidak ada orang yang berani memasuki mengingat daerah tersebut telah dikuasai Nya Roro Kidul. Berikut tulisan Husnu Mufid posmonews.com
BAGI masyarakat muslim di wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa nama Syekh Belabelu sudah tidak asing lagi. Karena dia mampu melunakkan hati masyarakat yang berhati keras dan suka dengan masalah tahayul. Dalam kehidupan sehari-hari, beliau terkenal sebagai seorang wali penyebar agama Islam yang terkenal sakti. Dari kesaktiannya inilah dia dapat mengikuti perjalanan Syekh Maulana Magribi ke Makkah dalam waktu singkat. Tanpa naik Kapal Laut.
Barangkali memang tidak masuk akal jika pergi ke Makkah tanpa menggunakan kapal laut. karena jaraknya cukup jauh. Tapi faktanya memang demikian itu. Kesaktiannya itulah yang mengantarkan kesana. “Tiba-tiba sudah berada di Makkah. Hal tersebut membuat Syekh Maulana Magribi kaget. Karena ketika diajak masih masak dan disuruh oleh Syekh Belabelu untuk pergi lebih dahulu,”ujar Ngebehi Suwelo juru kunci Pesarehan Syekh Belabelu di desa Pemancingan kec Kretek Keb Bantul Yogyakarta.
Sepulangnya dari Makkah Syekh Belabelu kembali ke tempat asalnya. Yaitu di perbukitan dekat Pantai Parangkusumo. Ditempat tersebut dia melakukan tapa dengan makan nasi yang banyak krikilnya. Tujuannya agar supaya tidak tertidur pada malam hari hingga Subuh tiba. Sikap suka tirakat tanpa memakan nasi yang berlebihan itu membuat dirinya menjadi seorang wali yang memiliki kesehatan yang stabil. jarang menderita sakit. Apalagi lingkungannya cukup mendukung dengan phon-pohonan yang lebat.
Dibukit Parangkusumo inilah Syekh Belabelu melakukan aktifitas mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar. yang waktu itu masih kafir. Dalam dakwahnya ia membantu Syekh Maulana Magribi menyebarkan agama Islam kepada pengikut-pengikut Nyai Roro Kidul penguasa pantai selatan Pulau Jawa. Berkat jasanya membantu Syekh Maulana Magribi dalam menyebarkan ajaran Islam dalam waktu yang singkat banyak orang-orang yang masuk Islam. Sehingga jumlah orang Islam yang ada di pantai utara dan selatan seimbang.
Setelah sukses menyebarkan ajaran Islam diwilayah yang dikuasai Nyai Roro Kidul, maka Syekh Belabelu mengikuti Syekh Maulana Magribi menuju Kesultanan Demak Bintoro. Karena beliau selalu mengikuti kemana perginya gurunya itu. Kemudian di tempat tersebut ditempati para santri-santrinya dan masyarakat untuk melanjutkan dakwahnya. Dalam perkembangan zaman setelah sekian ratus tahun untuk mengenang sebagai tempat tinggalnya, maka tempat tinggal Syekh Belabelu dijadikan sebagai tempat keramat. Orang menyebutnya dengan nama Pesarehan Syeh Belabelu.
Untuk itu mereka menandai dengan dua nisan mirip sebuah makam yang didalamnya ada jasadnya. Kalau orang tidak tahu dikira sebuah makam. Tapi sebenarnya dulunya merupakan tempat tinggalnya. Pesarehannya yang berada di perbukitan Pantai Parangkusumo banyak dikunjungi masyarakat. Tujuannya berbacam-macam. Ada yang ingin pangkatnya naik dan lahan pertaniannya subur.
Cukup banyak masyarakat yang berkunjung ke tempat itu untuk sekedar menentramkan hati akibat rumah tangganya kacau dan agar pangkatnya naik serta pertaniannya tidak dimakan hama wereng. Banyak permintaan mereka yang terkabul. Mereka berasal dari Lampung, Medan, Bali dan masyarakat sekitar. Datangnya pada hari Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon.
Selain itu, Pesarehan Syekh Belabelu juga digunakan sebagai tempat untuk mengasah ilmu tenaga dalam oleh sejumlah perguruan yang cukup terkenal di Yogyakarta. Karena dianggap memiliki enerki yang tinggi bila dibandingkan dengan makam-makam yang ada.
Keramat
Ada pula yang ingin mendapatkan energi gaib untuk ilmu kanoragan. Sebagian besar warga sebelum berjiarah ke Pesarehan Syekh Maulana Magribi terlebih dahulu ke Pesarehan Syekh Belabelu. Pernah ada serombongan dari Jepara dan Kudus kakinya lumpuh ketika akan naik bukit menuju ke Pesarehan Syekh Belabelu
Bagi masyarakat sekitar maupun luar kota, Pesarean Syekh Belabelu itu harus didatangi terlebih dahulu sebelum menuju ke Pesarehan Syekh Maulana Magribi. Karena usianya dianggap lebih tua dari Walisongo penyebar agama di pantai utara Jawa. Mereka juga berkeyakinan kalau dilanggar akan mendatangkan musibah.
“Salah satu contohnya, beberapa tahun lalu ada rombongan penjiarah dari Jepara dan Kudus. Waktu itu mereka lebih dahulu datang ke Pesarehan Syekh Maulana Magribi. Ketika akan menuju ke Pesarehan Syekh Belabelu mendadak kakinya lumpuh dan tidak mampu mendaki bukit menuju ke pesarehan,”ujarnya.
Kejadian tersebut menjadikan masyarakat lebih mendahulukan untuk berjiarah ke Pesarehan Syekh Belabelu daripada ke Pesarehan Syekh Maulana Megribi. Meskipun tidak ada larangan secara tertulis. Keyakinan itu begitu kuat diyakini hingga sekarang. Hanya orang jauhlah yang belum mengetahui. ****