▪︎Jejak Persela saat Kalahkan Deltras FC 2-1
▪︎LAMONGAN – POSMONEWS.COM,-
Persela Lamongan berhasil menundukkan Deltras FC dengan skor 2-1 dalam laga Liga 2 Indonesia yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (11/11/2025) malam lalu. Pertandingan ini menjadi derby Jawa Timur yang penuh gengsi, mempertemukan dua tim dengan ambisi besar untuk menguasai klasemen Grup 2.
Kemenangan Persela Lamongan membawa mereka naik ke puncak klasemen sementara, sekaligus memperpanjang tren positif di putaran kedua kompetisi.
Pada babak pertama, Persela Lamongan tampil menekan sejak awal. Tim tamu unggul lebih dulu di menit ke-27 lewat sundulan Daniel Gonçalves setelah memanfaatkan umpan tendangan bebas yang terarah. Namun, Deltras FC berhasil membalas pada menit ke-35 melalui sepakan keras Rian Almeida Lopes yang membuat skor imbang 1-1 hingga turun minum.
Di babak kedua, intensitas pertandingan meningkat. Pelatih Persela memasukkan Muhammad Sadewa yang menjadi pembeda. Pemain muda tersebut mencetak gol penentu pada menit ke-80, membawa Persela Lamongan unggul 2-1. Petaka bagi Deltras datang di akhir laga setelah Hasim Kipuw diganjar kartu merah karena pelanggaran keras di masa tambahan waktu.
Meski berusaha menyamakan kedudukan, Deltras FC gagal memanfaatkan peluang, dan skor 2-1 bertahan hingga peluit akhir.
Kemenangan Persela Lamongan atas Deltras FC Sidoarjo ini tidak hanya berarti tiga poin, tetapi juga mempertegas posisi mereka sebagai tim paling stabil di Grup 2. Sekaligus kini berada di puncak klasemen sementara Grup 2 Liga 2 Indonesia menggeser PSS Sleman.
Catatan kemenangan Tim Jaka Tingkir Persela Lamongan atas Deltras FC Sidoarjo menunjukkan kekuatan fisik dan mental tandingnya sudah teruji. Di beberapa pertandingan away nya Persela tercatat mengemas point penuh hasil kemenangannya.
Telisik metabola posmonews.com, mengurai bahwa Sidoarjo punya benang merah dengan Lamongan. Terkait jejak Raja Airlangga yang membidani adanya Kerajaan Jenggala pada periode 1042-1135 Masehi.
Kerajaan Jenggala sendiri merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang merupakan pecahan dari Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh Raja Airlangga. Kerajaan Jenggala sendiri menduduki bekas pusat Kerajaan Kahuripan, yaitu di lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto, Jawa Timur.
Dari kewilayahan Jenggala membentang dari pesisir sisi utara Jawa Tengah hingga ke Timur diantaranya yakni Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Mojokerto, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Madura. Janggala merupakan salah satu kerajaan hasil pembelahan yang juga didirikan Airlangga. Kerajaan ini diperintah oleh wangsa Isyana. Lokasi pusat kerajaan diperkirakan sekarang berada di wilayah Porong, Sidoarjo.
Kerajaan Janggala
1042–1135
Letak wilayah Janggala (ibukota Kahuripan) dan Panjalu (ibukota Daha) kemudian bersatu menjadi Kerajaan Panjalu/Kadiri
Letak wilayah Janggala (ibukota Kahuripan) dan Panjalu (ibukota Daha) kemudian bersatu menjadi Kerajaan Panjalu/Kadiri
Spiritual dan sejarawan Fin Groyok menguatkan jejak sejarah Airlangga antara Sidoarjo dan Lamongan berimbang, namun tuah akhir ada di kota Soto. Hal yang dibuktikan dari situs peninggalannya dari Candi Pataan, Slahar Wotan dan Gunung Pucangan.
Raja Airlangga mendirikan ibu Kota kerajaan baru di Pamwtan (Slahar Wotan) adalah agar Sri Paduka Raja Airlangga dekat dengan Putrinya Sanggramawijaya. Mengingat Pamwtan adalah wilayah yang dekat dengan Pucangan yang merupakan tempat pertapaan putri Sanggramawijaya.
Bukti kesejarahan, banyak Suterhim di sana, bahwa wilayah Pucangan yang berada disekitar Ngimbang ini juga banyak peningggalan prasasti yang berkaitan dengan Airlangga.▪︎[DANAR SP]









