Sowan Jaka Tingkir pada Sang Guru Sunan Kudus

163 dibaca

▪︎Asa Persela Pasca Kalah 0-1 dari Tornado FC

▪︎LAMONGAN – PISMONEWS.COM,-
Kekalahan Persela 0-1 dari tamunya Kendal Tornado FC, Minggu malam (17/11) lalu, menjadi warning serius manajemen dan tim pelatih untuk mengevaluasi menyeluruh harus dilakukan, agar Persela di pertandingan selanjutnya kembali ke jalur kemenangan.

Asa yang membara untuk menang dalam pertandingan tandang (away) ataupun kandang sehingga bisa bersaing di papan atas grup dua Liga Championship.

Data yang dihimpun media ini, kekalahan dari Tornado FC menambah rentetan panjang kekalahan home Persela. Pada putaran pertama lalu, Laskar Joko Tingkir pernah dipermalukan Deltras FC 1-2 dan Persipura Jayapura 1-2.

CEO Persela Fariz Julinar Maurisal mengatakan, menghadapi putaran kedua pastinya persaingan antar tim semakin ketat. Karena itu, Persela juga harus bersiap untuk bisa meraih target yang diharapkan.

“Para pemain untuk terus memperbaiki diri. Pertandingan masih banyak, kita harus semangat dan bangkit,’’ kata Fariz pada media di Lamongan.

Fariz meminta pemain untuk fokus dan tetap semangat untuk menyelesaikan sisa pertandingan dengan hasil positif. ‘’Saya harap pemain kembali semangat, kekalahan sebelumnya harus dijadikan motivasi,’’ terang pengusaha Belikopi itu.

Kekalahan Persela Lamongan atas Kendal Tornado FC di pekan ke-11, mengakhiri rekor tak terkalahkan dalam enam laga.

Dari enam pertandingan sebelumnya, Laskar Joko Tingkir mencatatkan sekali imbang dan lima kali menang di Pegadaian Championship 2025-2026.

Ibarat harus melupakan kekalahan, kini asa membara Persela harus away ke kandang Persiku Kudus. Kans untuk mencuri angka dengan hasil seri atau bahkan meraup kemenangan.

Telisik metabola osmonews.com, memampangkan Jaka Tingkir lebih di atas angin karena tuah ketokohannya. Sejarah dan magis Jaka terkait dengan tokoh pesohor dan berkaromah seperti Sunan Muria dan Sunan Kudus.

Kisah dimulai  pasca wafatnya Sultan Trenggana  penerus takhta dilanjutkan putra sulungnya, Pangeran Prawata. Bukan kembali ke pakdhe-nya, Pangeran Sekar yang sejak awal sebenarnya lebih punya hak atas takhta Demak.
Sebelum naik takhta sebagai Sultan Demak ke-4, Sunan
Prawata terlibat intrik. Dia menyuruh anak buahnya Surayata membunuh ayah Penangsang.

Dendam Penangsan membara, untuk membunuh Sunan Prawata. Melalui pembunuh bayaran, Rungkud,  Sunan Prawata dan permaisuri tewas terbunuh di istananya. Selanjutnya Pangeran Kalinyamat atau Pangeran Hadiri. Suami Ratu Kalinyamat di Jepara ini juga tewas terbunuh. Satu-satunya penghalang tinggal Jaka Tingkir alias Hadiwijaya. Namun Hadiwijaya berkedudukan sebagai menantu. Sesungguhnya dari konstitusi dan konvensi suksesi, anak menantu tidak punya hak.

Sepeninggal Prawata, Penangsang kemudian memindahkan ibu kota Demak ke Jipang. Penangsang jumeneng sebagai Sultan Demak ke-5. Namun upaya Penangsang sebagai penguasa tunggal tidak berjalan mulus. Secara politik dia mendapatkan ganjalan.

Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggana juga mendeklarasikan diri sebagai sultan penerus Kasultanan Demak. Sejumlah kadipaten memberikan dukungan. Konflik Pajang v Jipang ini tak terelakan.

Di tengah konflik politik, ada dua tokoh spiritual Jawa yang punya pengaruh kuat. Keduanya cukup dihormati oleh Sultan Pajang maupun Adipati Jipang. Mereka adalah Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. Hadiwijaya maupun Penangsang sama-sama murid Sunan Kudus.

Bedanya, Penangsang menganut prinsip monoloyolitas. Loyalitas tunggal satu guru. Sunan Kudus. Dia menjadi murid kesayangan Jafar Shodiq. Nama muda sunan dari pesisir utara tersebut.

Sebaliknya, Hadiwijaya tidak hanya berguru ke Sunan Kudus. Bersama sahabatnya trio Sela dari Grobogan, yakni Ki Pemanahan, Ki Penjawi, dan Ki Juru Mertani juga mengabdi sebagai siswa Sunan Kalijaga. Mereka sering sowan ke Kadilangu, kediaman Sunan Kalijaga di Demak.

Di masa Demak dan Pajang, pengaruh politik kedua sunan itu cukup mewarnai dinamika politik kerajaan. Keduanya bukan sebatas berkedudukan sebagai guru spiritual. Namun juga memainkan peran politik dalam urusan ketatanegaraan. Terutama menyangkut suksesi pemerintahan dan kejayaan. (Bersambung).▪︎[DANAR SP]