▪︎KOTA MALANG – POSMONEWS.com,-
Operasional Bus Trans Jatim Koridor I Malang Raya yang kemudian disebut dengan Trans Jatim Gajayana menjadi momentum penting dalam penguatan konektivitas antarwilayah sekaligus upaya mengurangi kemacetan.
Hal inilah yang disampaikan Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat mendampingi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan Bus Trans Jatim Koridor I Malang Raya di halaman Balai Kota Malang, Kamis (20/11/2025).
Wali Kota Malang menilai rute Koridor I yang melintasi permukiman, pusat kegiatan ekonomi, layanan publik, hingga kawasan pendidikan dan wisata merupakan jalur dengan intensitas mobilitas warga yang tinggi.
“Moda transportasi ini memang sangat dibutuhkan. Pergerakan-pergerakan masyarakat menuju titik-titik tersebut dapat terlayani oleh koridor ini. Kami berharap ini akan mengurangi kemacetan,” jelasnya.
Pria yang kerap disapa Pak Mbois tesebut menambahkan bahwa kehadiran Bus Trans Jatim akan memberikan alternatif transportasi yang efisien bagi masyarakat, sehingga potensi penggunaan kendaraan pribadi dapat ditekan.
“Visi kami salah satunya adalah mencegah kemacetan. Dengan adanya Trans Jatim, saya yakin pergerakan kendaraan pribadi akan berkurang karena masyarakat memiliki pilihan transportasi yang nyaman dan terjangkau,” tambahnya.
Bus Trans Jatim Koridor I melayani perjalanan dari Terminal Hamid Rusdi – Terminal Landungsari – Terminal Batu, dengan tarif Rp5.000,- untuk umum dan Rp2.500 untuk mahasiswa dengan sistem time based dua jam. Wahyu berharap Koridor II dan III dapat segera direalisasikan untuk melengkapi aksesibilitas Malang Raya, sejalan dengan komitmen bersama dalam Spirit Senyawa Malang Raya.
Lebih lanjut Wahyu menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan penataan agar operasional angkutan kota dan Bus Trans Jatim dapat saling melengkapi dalam sistem transportasi perkotaan.
Pemkot Malang juga menyiapkan langkah-langkah pendampingan dengan berkoordinasi bersama organisasi angkutan dan para sopir. Beberapa opsi penataan yang dapat ditempuh mulai dari penyesuaian trayek, integrasi halte, hingga peluang kemitraan dalam layanan feeder.
Trans Jatim Gajayana ini melibatkan partisipasi sopir angkot dalam operasionalnya. Sebanyak 35 sopir angkutan turut terlibat dalam pengoperasian layanan, termasuk sopir dari angkutan AMG yang menjadi pengemudi bus yang dinaiki saat peluncuran Trans Jatim koridor I.
Ia mengatakan langkah ini adalah wujud kolaborasi agar para sopir angkot tetap mendapatkan ruang dan kesempatan dalam sistem transportasi yang diperkuat pemerintah.
Pembenahan transportasi harus berjalan dengan pendekatan kolaboratif. Pihaknya memastikan bahwa semua pihak, termasuk sopir angkot, dapat menyesuaikan dan mendapatkan manfaat dari pengembangan layanan transportasi publik.
“Prinsipnya, kita ingin semuanya bergerak maju bersama,” tegasnya.
Wahyu menambahkan, langkah integratif ini diharapkan membuat masyarakat semakin beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
“Dengan adanya Trans Jatim, pilihan masyarakat semakin banyak. Semakin banyak yang beralih ke angkutan umum, semakin berkurang potensi kemacetan di Malang Raya,” pungkasnya.▪︎(AHM/Yul)









