Wow, Nonik Belanda Hebohkan Lamongan Tempo Doeloe 2023

732 dibaca

▪︎LAMONGAN-POSMONEWS.COM,-
Warga Lamongan atau daerah lain yang masih belum menghadiri pameran Lamongan Tempo Doeloe (LTD 2023, red) masih berkesempatan hari ini, untuk melihat kemeriahan pesta rakyat khas, unik nan klasik dan penuh kejadulan ini. Karena event ini digelar hingga 10 Juni 2023.

Lokasi pameran yang berada di Lapangan Gajah Mada Lamongan, tepatnya Jl. Soewoko inipun gampang dicapai para pengunjung dari dalam dan luar kota.

Dikutip media ini dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lamongan, kehadiran ratusan stan di arena LTD 2023 tersebut diharapkan mampu membawa masyarakat yang hadir bernostalgia dengan melihat arsitektur zaman dahulu, hingga merasakan jajanan pagelaran seni pertunjukan khas tempo dulu.

Karenanya dari pantauan posmonews.com, berbagai pernik dan keunikan mewarnai pameran yang dihelat sebagai bagian peringatan Hari Jadi Lamongan ke-454 ini.

Selain sajian kuliner khas Lamongan tempo dulu, juga tergambar konsep tema sosial yang menarik. Seperti bentuk rumah berikut penghuninya yang benar-benar menggambarkanmasa lampau itu.

Hal itu terlihat di salah satu Stan LTD 2023 Ikasmasa (Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Lamongan) yang menyajikan konsep Rumah Loji berikut penghuninya yakni Nonik Belanda. Terasa sangat nyambung dengan sejarah Lamongan di era Kolonial.

Data yang dihimpun media ini, di era penjajahan Belanda ini Lamongan disebut sebagai daerah pendudukan. Bukti peninggalan masa kolonial itu, bisa kita lihat seperti Sekolah Panggung SMP Negeri 1 Lamongan yang dulu disebut Hollandsch Inlandsche School (HIS) ini dibabgun sekitar tahun 1924.

Peninggalan Belanda lainnya adalah Rumah Sakit milik Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps) yang kini dipakai sebagai Mapolsek Babat.

Masih banyak lagi bangunan Belanda di Kab. Lamongan, seperti Toren (menara air) yang menjadi ikon alun-alun kota Lamongan. Ada pula gedung bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN), Rumah Bekas Koramil Babat, Gedung Garuda, Stasiun Babat, Jembatan Cincim, Rumah Panggung milik PT KAI, Lawang Ireng di Ngimbang, dll.

Konsep Rumah Loji dengan Nonik Belanda mengingatkan kembali bagaimana negeri ini khususnya Lamongan yang dikuasai para kolonial. Nonik Belanda terkadang jadi bagian kisah sejarah atau tragedi cinta kasih dengan para satria pejuang tanah air.

Adalah Yuk Hartiwi, bersama para rekan Ikasmasa yang menjadi bintang dan ikon Nonik Belanda di Loji, mengaku terkesan memerankan tokoh legendaris itu.

“Suatu ketika, rasanya merinding dan deg-degan aku lho mas, memerankan Nonik Belanda. Menjiwai gitu. Karena pas juga pernah baca kisah-kisah sejarah atau fiksi tentang Nonik Belanda itu. Tetapi ya seneng juga bisa tampil di LTD tahun ini,” tuturnya.

Terhadap konsep Rumah Loji dan Nonik Belanda ini menurut Cak Khoirul Huda Ewol, memang bukti dan fakta Lamongan tempo dulu dan generasi saat itu yang mengalaminya.

“Kita refleksikan sekarang, untuk dilihat generasi millenial. Bahwa ada Loji dan penghuninya yang cantik yakni si Nonik itu di Lamongan. Dan kisah Nonik Belanda tentu tidak akan lekang oleh zaman,” tukas alumni SMASA 85 ini. (bersambung).▪︎[DANAR SP]