Soal PHP BRI Simomulyo, Pimpinan KCP Terkesan ‘Diskreditkan’ Anak Buah

136 dibaca

▪︎SURABAYA-POSMONEWS.COM,-
Usai diprotes melalui media online terkait PHP kepada calon nasabah HN, gegara 37 hari pengajuan KUR digantung, Pimpinan KCP Unit Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Mukhlis, malah terkesan mendiskreditkan anak buah.

Mukhlis mengakui bahwa kekecewaan yang dialami HN, semata murni karena anak buahnya belum pengalaman menangani nasabah.

“Oleh karena itu, saya atas nama pimpinan BRI Simomulyo meminta maaf atas ketidaknyamanan Bapak (HN, maksudnya). Itu semua hanya Miss Comunication” kata Mukhlis Kamis (27/10).

Bertatap muka langsung di tempat usaha HN di Jl. Simogunung, sekitar pukul 20.13 WIB, Mukhlis mengungkapkan, bahwa anak buahnya yang ‘melayani’ HN tergolong karyawan baru.

“Karyawan yang melayani Bapak, itu tergolong masih baru dan belum berpengalaman. Jadi atas nama BRI Simomulyo saya ingin minta maaf,” tukas Mukhlis.

Mukhlis juga sempat menuturkan, bahwa dia sejatinya telah menginstruksikan kepada seluruh anak buahnya untuk bersikap tegas dan adanya.

“Saya selalu tegas kepada anak buah terkait pelayanan nasabah. Kalau direalisasi katakan realisasi. Begitu juga sebaliknya. Jika ditolak sampaikan dengan tegas.

Menurut seorang pengamat per-Bank-an, aneh memang, semestinya karyawan baru maupun lama, ketika berhadapan dengan calon nasabah, harusnya profesional. Sebab itu menyangkut legitimasi kedua pihak (BRI dan Nasabah). Dan tidak main-main.

Dan, apa yang diakui oleh Mukhlis, terkait kelemahan anak buahnya, sejatinya tidak layak terucap dari seorang pimpinan.

“Sebagai pimpinan harusnya dia wajib melindungi anak buah. Tidak justru mendiskriditkan kelemahannya. Ini tidak benar,” tegasnya.

Ini sekaligus masukan kepada Pimpinan BRI yang lebih tinggi, untuk melakukan evaluasi terkait kinerja para pimpinan dan karyawan dibawahnya.

“Apa yang terjadi di BRI KCP Unit Simomulyo adalah potret ketidak-mampuan seoran leader. Dan ini layak dievaluasi. Hari ini HN, besok siapa lagi (nasabah) yang akan ‘menjadi korban’ bobroknya pelayanan BRI,” tanyanya. (H. Chandra)