Cak Imin Lebih Siap Hadapi Manuver PBNU

435 dibaca

JAKARTA-POSMONEWS.COM,-
Pasca Muktamar NU ke-34 di Lampung, sinyal perseteruan baru antara PBNU dengan PKB dibawah pimpinan Muhaimin Iskandar makin terasa panas. Puncaknya adalah desakan PBNU agar PKB sebagai partai yang dilahirkan oleh NU itu segera diaudit, baik menyangkut kinerja kelembagaan, posisioning politik maupun kinerja keuangan.

“NU dengan semua tingkatan dari PBNU, PWNU dan PCNU berhak mengaudit (kinerja, operasional dan keuangan PKB),” tegas Rahmat Hidayat Pulungan, Wasekjen PBNU kepada pers, Selasa.

Sinyal melemahnya hubungan PBNU dengan PKB ini, sebetulnya telah terbaca sejak sebelum Muktamar Lampung. Dalam berbagai kesempatan, Gus Yahya Staquf sebagai kandidat Ketum PBNU selalu menegaskan sikap politiknya bahwa PBNU harus steril dan seimbang posisinya dengan seluruh kekuatan Partai Politik, termasuk PKB.

Sikap itu makin menguat sejak Gus Yahya terpilih sebagai Ketum PBNU dan langsung merespon cepat terhadap setiap PCNU yang secara terbuka mendukung Cak Imin sebagai Capres 2024 seperti yang dialami PCNU Bondowoso, PCNU Banyuwangi dan PCNU Sidoarjo.

Pemanggilan PBNU kepada PCNU yang telah bermanuver bersama Cak Imin itu juga diperkuat dengan statemen Wakil Sekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan, Selasa kemarin. Secara tegas, Ucok, sapaan akrab Rahmat Hidayat yang juga pengurus PP GP Ansor itu, meminta agar PKB mulai instropeksi dan menempatkan diri secara proporsional di depan PBNU. Semua kebijakan-kebijakan strategis seperti Pilpres harus dirembug secara matang dengan PBNU, tidak jalan sendiri bahkan terkesan meremehkan.

Namun, sikap tegas PBNU ini mulai mendapatkan perlawanan dari orang-orangnya Cak Imin.

“Hari ini Cak Imin lebih siap dengan berbagai kemungkinan karena telah lulus dari berbagai ujian berat. Siap dan solid secara struktural, siap dan kuat secara finansial dan SDM. Diantara ujiannya adalah kampanye Gus Dur agar tak memilih PKB, kala itu. Kalau sekarang ada ujian lagi seperti itu, Cak Imin sudah dan itu juga sudah terlihat sejak sebelum Muktamar Lampung tho,” ujar Syamsudin Empay, mantan Ketua DPW PKB Sulawesi Tengah, Rabo.

Aktifis IPNU ini juga mengakui bahwa sikap PBNU saat ini cukup merepotkan bagi PKB karena terkesan bahwa PBNU sedang menganak-emaskan Parpol lain, dibanding PKB.

‘’Padahal PKB itu merupakan satu-satunya Parpol yang dilahirkan oleh PBNU itu merupakan fakta sejarah yang tak bisa dihapus, apalagi jutaan Nahdliyin jadi saksinya,” tambah Empay.

Menurut Empay, posisi Cak Imin saat ini cukup kokoh karena sebagai Ketum PKB juga nyaris tak ada konflik di internal partainya. Sedangkan hubungan Cak Imin dengan kekuasaan juga sangat bagus karena PKB merupakan salah satu Parpol pengusung utama Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Kecuali ada kejadian luar biasa, semisal OTT KPK atau sejenis, itu baru posisi Cak Imin mengkhawatirkan. Bagi PKB, gangguan sebesar apapun dari PBNU, PKB tetap akan berjalan dan menganggap semua itu angin lalu.”

Empay juga mengungkit kisah-kisah kelabu masa lalu Parpol berlambang mirip NU itu, termasuk perilaku Sigid Haryo Wibisono yang sangat meresahkan kader-kader PKB di berbagai daerah. Dengan pedih, Empay juga mengisahkan kala itu ada pemecatan 14 DPW PKB termasuk PKB Sulteng dibawah pimpinan Empay.

“Saya ini saksi sejarah di PKB tempo dulu dan tak mungkin bisa dilupakan oleh saya maupun temen-temen PKB yang lain. Kalau pengurus PKB yang sekarang ini ‘kan tidak ikut melalui masa-masa pelik itu, tinggal menikmati aja,” pungkasnya.**(za/alams)