KM Liberty Tenggelam di Lokasi KRI Nanggala 402

207 dibaca

• Kisah Mistis Laut Bali Utara

Kapal Motor (KM) Liberty 1 tenggelam di perairan utara Bali akibat dihantam badai. Hingga Rabu (27/6/2021), sembilan anak buah kapal (ABK) masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

Sembilan ABK hilang: Dwi Harmianto (Mualim I), Khoirul Hudha (Mualim II), Rizki Adi Tama (Masinis II), Jeri Jepri (Juru Mudi), Sebastian Saga (Juru Minyak), Rivaldy Refly M (Juru Minyak), Matheis Maoni Teo (Serang), Petrus Rumahlewang (Opt Crane) dan Hadiq Zain (Koki).

Sementara, enam orang yang selamat di antaranya, Jacobus Wolonterry (Nakhoda), David Makatita (Masinis III), Arif Budi Ruhul L (Juru Mudi), Muhamad Jufri (Juru Mudi), Hanli Kiuk (Juru Minyak) dan Muhammad Ali (KKM).

“Upaya pencarian hari ini dihentikan jam 18.00 Wita tadi dan dilanjutkan besok pagi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Gede Darmada.

Disisi lain, lokasi tenggelamnya KM Liberty 1, di perairan Bali Utara, ternyata berdekatan dengan hilangnya KRI Nanggala 402 yang menewaskan 53 awaknya, pada, Minggu 25 April 2021.

Diketahui, lokasi tersebut terdapat kawah yang berada di kedalaman 839 meter dengan diameter kurang lebih 38 meter. Kawah tersebut mempunyai kedalaman 10 hingga 15 meter.

Tenggelamnya KM Liberty dan hilangnya KRI Nanggala memunculkan kembali cerita rakyat dan mitos kisah mistis laut Bali Utara, yang masih menjadi urban legend hingga saat ini.

Diketahui, laut Bali Utara, dikenal juga sebagai batas pemisah Pulau Jawa dan Bali. Dalam cerita rakyat, disebutkan bahwa Pulau Jawa dengan Pulau Bali merupakan teritorial satu- kesatuan dan tidak terpisah seperti saat ini.

Dengan terpisahnya antara kedua pulau ini, maka diantara pemisahan itu disebut selat Bali. Diungkapkan cerita tersebut, daerah selat Bali adalah tempat keramat, karena merupakan tatanan daerah tempat suci yaitu adanya Pura Segara Rupek.

Dimana, Pura Segara Rupek berada tepat di ujung hidung Pulau Bali, yang merupakan daerah teritorial kabupaten Buleleng. Bahkan, di daerah ini setiap tahun diadakan upacara dan upacara pakelem yang disebut dengan sarana banten dirgayusa bumi dan tawur gentuh pada hari suci Anggara(Selasa), Umanis, Wuku Uye.

Dosen Universitas Warmadewa Denpasar, I Ketut Sudiarta, mengatakan laut utara Bali merupakan perairan transisi antara Paparan Sunda yang terkenal dangkal dan Paparan Sahul yang dalam dan dasar laut yang turun curam atau palung.

Kapal Sempat Ubah Haluan

Sebanyak 15 orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Liberty I melompat ke laut di perairan Bali Utara. Hal ini dilakukan lantaran kapal kargo tersebut dihantam badai dan tenggelam. Kini sebanyak sembilan orang masih dalam pencarian.

Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, mengungkapkan mulanya KM Liberty I lepas sandar dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat, (22/10/21) menuju Reo Flores, NTT. Namun, pada Sabtu (23/10/21), kapal berjenis kargo itu dihantam badai.
Kapal tersebut sempat mengubah haluan dari timur menuju barat, sayangnya kapal dalam posisi miring hingga akhirnya tenggelam.

“Tenggelam karena dihantam badai di perairan utara Bali,” ujar Gede Darmada.

15 ABK Lompat ke Laut

Kapal tersebut, kata dia, mengangkut 15 ABK. Mengetahui kapal yang mereka tumpangi akan tenggelam, para ABK itu akhirnya melompat ke laut.

“Seluruh kru kapal kemudian loncat dan menyelamatkan diri menggunakan life jacket dan melepaskan dua buah life raft ke laut,” tutur dia.

Tim kemudian berhasil menyelamatkan enam orang ABK di liferaft KM Liberty I pada Senin (25/10/21). Selanjutnya tim LCT Depasena Dua kemudian melakukan pencarian di sekitar life raft untuk menemukan sembilan orang lainnya yang masih hilang.

Pencarian dilakukan dengan mengerahkan Kapal Negara SAR Arjuna 229 dengan 17 ABK dan lima anggota Tim Rescue. Hingga kini, tim masih melakukan pencarian.**(made)