Isyarat dari Jamasan Pusaka Mbah Jimat

480 dibaca

LAMONGAN-POSMONEWS,-
Meski di suasana pandemi, ritual penjamasan pusaka bertuah Lamongan Mbah Kyai Jimat, yang rutin digelar setiap 10 Dzulhijah (Rabu, 20 Juli 2021) bisa terhelat dengan lancar.

Pemangku pendopo Pajimatan, Ibu Widowati saat ditemui posmonews.com menuturkan rasa bersyukurnya bisa tetap menggelar tradisi ngleluri budaya spiritual berupa Jamasan Pusaka Simbol Kabupaten Lamongan ini.

Masih menurut Bu Wid, pusaka Keris Mbah Jimat dijamas bakda turun Salat Idul Adha di pendopo Gang Pusaka Kampung Groyok Kelurahan Sukorejo oleh Mbah Hadi, salah satu pinisepuh Lamongan.

Hadir pula beberapa tokoh pelaku budaya, spiritual, sejarah dan warga. Narasumber posmonews.com yang juga sejarahwan H. Achmad Chambali pun turut hadir di acara jamasan ini.

Namun tidak ada satupun pejabat pemerintahan yang hadir.

“Mungkin suasana pandemi sehingga para pejabat yang terkait dengan kegiatan budaya dan sejarah pun lupa agenda rutin tahunan ini,” tutur Ari, warga Groyok pada wartawan posmonews.com.

Menurut H. Achmad Chambali, jamasan puasa ini sebagai prosesi tahunan dan biasa karena bagian dari perawatan sebuah benda pusaka.

“Jadi intinya jamasan pusaka yang menjadi lambang Kabupaten Lamongan ini tujuannya untuk membersihkan kerak-kerak yang mengotorinya. Agar tidak aus atau rusak,” jelasnya.

Selanjutnya Chambali juga menerangkan mengapa Pusaka Lamongan ini dijamas 10 Dzulhijjah atau bertepatan Hari Raya Idul Adha. Padahal umumnya jamasan pusaka itu dilakukan Bulan Suro/Muharram.

“Dalam sejarah Lamongan terkait budaya dari grebek besar di Giri Kedaton, dan bukan Grebek Kraton Yogyakarta-Solo (Mataram, red) yang digelar di Bulan Muharram”, lanjutnya.

Sedangkan perihal pandulum atau isyaroh dari Mbah Jimat terhadap perdikan Lamongan. Bu Widowati, menuturkan pada posmonews.com, ada dari salah satu tokoh pinisepuh yang mendapat sasmita gaib itu, agar warga Lamongan tetap sabar menghadapi situasi pagebluk pandemi covid 19. Karena perdikan Lamongan tetap berada dalam jangkungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Isyarohnya, menurut beliau Insya Allah perdikan Lamongan masih terjaga. Meski berada di level tertentu di saat pandemi seperti sekarang ini, beliau tetap jangkungi, sehingga wabah di kota tercinta ini tidak menimbulkan korban yang parah dibanding daerah lain,” tukasnya.
**(Danar SP)