Warga Jatim Penuhi Ruang Isolasi Jateng

127 dibaca

• Gubernur Ganjar: Jangan Tanya KTP-nya Mana?

Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri melaporkan banyak warga Jawa Timur di perbatasan yang dibawa ke rumah sakit di Wonogiri untuk dirawat. Hal itu membuat bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Wonogiri menjadi tinggi.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri Adhi Dharma kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang meninjau penanganan COVID-19 di RSUD dr Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Rabu, 16 Juni 2021.

“Izin bapak menyampaikan, melalui bapak mungkin bisa komunikasi dengan provinsi tetangga, terkait dengan beban rumah sakit. Karena ini mempengaruhi beban rumah sakit kita,” kata Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri, Adhi Dharma kepada Gubernur Jateng.

Ia menambahkan, pihaknya siap menambah fasilitas kesehatan demi mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Wonogiri. Namun, letak wilayah yang berbatasan dengan dua provinsi juga menambah beban pada BOR yang ada.

Menerima laporan tersebut, Ganjar akan berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Timur dan Gubernur DIY terkait dengan penanganan COVID-19 di perbatasan, antar Wonogiri-Pacitan dan Wonogiri-Wonosari. Tapi ia meminta penanganan di rumah sakit tidak pandang bulu dari mana berasal.

“Ini informasi bagus, tapi pokoke angger ke sini sing teko menungso ya dirawat. Ojo mbok tekoni KTP ne ngendi, ojo mbok tekoni agamane, pokoke teko dirawat. (kalau yang datang ya dirawat. Jangan ditanya KTPnya dari mana, jangan ditanya agamanya, pokoknya datang ya dirawat). Tapi ketika kemudian saya harus komunikasi, ya wis. Kabari aja kalau kemudian bebannya jadi tinggi, aku kabari,” ujar Ganjar.

Ganjar mengatakan, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menindaklanjuti laporan yang diterimanya.

“Ternyata di daerah perbatasan ini memang masyarakat akan mencoba mencari yang terdekat. Maka di daerah perbatasan penting untuk dilakukan komunikasi antar daerah,” ujarnya.

Faktanya, Kemenkominfo mencatat ada sekitar 1.387 hoaks yang beredar di tengah pandemi Covid-19 selama periode Maret 2020 hingga Januari 2021.
**(viva/ais)