Misteri Sphinx dan Ditemukan 100 Mumi

133 dibaca

Mesir kuno menyimpan banyak misteri. Selain mumi, ada juga beberapa nama misterius yang ada di barang penemuan. Diketahui, jumlah peti mati berisi mumi yang ditemukan di serangkaian kuburan di Saqqara di Mesir terus bertambah. Hal ini diungkapkan sejumlah arkeolog Kementerian Purbakala Mesir.

Seperti dilansir detik.com pada awal September, tim telah menemukan 13 peti mati dengan mumi di dalamnya. Angka ini naik pada awal Oktober menjadi 59, dan sekarang jumlahnya lebih dari 100, sebagaimana melansir Live Science.

“Orang-orang bertanya berapa banyak peti mati yang kami temukan. Jawabannya adalah saya belum tahu,” kata Mustafa Waziri, Secretary General of Egypt’s Supreme Council of Antiquities, dalam sebuah video yang dirilis oleh kementerian dan channel Smithsonian.

Di dalam tempat pemakaman, tim juga menemukan 40 patung yang menggambarkan dewa ‘Ptah-Soker’.Dewa ini adalah gabungan dari ‘Ptah’ yang merupakan dewa Memphis dan ‘Soker’ yang merupakan dewa Saqqara. Arkeolog juga menemukan 20 kotak kayu yang menunjukkan gambaran Horus — dewa langit Mesir dengan kepala elang.

Selain itu, dua patung kayu bertuliskan nama ‘Phnomus’. Para peneliti masih mencoba mencari tahu siapa orang tersebut di zaman kuno. Banyak patung shabti juga ditemukan. Orang Mesir kuno percaya bahwa shabti bertindak sebagai pelayan bagi orang yang meninggal di akhirat.
Berbagai penemuan berasal dari sekitar 712 SM dan 30 SM. Selama periode ini, Mesir kuno diduduki dan dikendalikan oleh kelompok asing seperti Asyur, Persia, dan Yunani.

Penggalian masih berlanjut di situs tersebut dan para arkeolog berharap dapat menemukan lebih banyak peti mati berisi mumi dan artefak lainnya. Fakta mencengangkan lainnya, channel Smithsonian yang sedang membuat film dokumenter berjudul ‘Tomb Hunters’ merilis pernyataan yang mengklaim bahwa beberapa artefak berasal dari 4.500 tahun silam sekitar waktu ketika Piramida Giza sedang dibangun.

Misteri Sphinx

Sphinx merupakan salah satu ikon kebanggaan Mesir dan banyak menyimpan misteri. Terkuak satu rahasia, orang Mesir zaman dulu tidak sembarangan merancang bangunan ini.

Sphinx memiliki momen ‘astronomi yang khas’ dengan matahari selama equinox saat musim semi, matahari terbenam di bahu patung setengah manusia-setengah singa ini pada 19 Maret, menurut Egypt Ministry of Antiquities.

Fenomena ini terjadi hanya dua kali setahun, selama musim semi pada bulan Maret dan titik balik musim gugur pada bulan September, menurut kementerian sebagaimana dikutip dari Live Science.

Ketika equinox berlangsung, siang dan malam memiliki waktu yang sama panjangnya. Bukan hal baru, diketahui bahwa kucing suka berjemur di bawah sinar matahari, dan Sphinx setinggi 74 meter tidak terkecuali.

Sphinx diukir dari batuan kapur. Wajahnya kemungkinan menunjukkan rupa Firaun Khafre, raja keempat dari dinasti ke-4 Mesir kuno (2575-2465 SM), yang memiliki piramida Giza kedua dan ketiga, menurut Encyclopedia Britannica.

Sphinx juga ditempatkan secara strategis untuk titik balik matahari (soltice) musim panas pada bulan Juni, ketika matahari terbenam di antara piramida firaun Khufu dan Khafre. Summer Solstice adalah hari ketika Planet Bumi mengalami siang hari terlama.

“Fenomena ini membuktikan bahwa para arkeolog salah ketika mereka mengatakan bahwa orang Mesir kuno telah menemukan batu purba secara tidak sengaja dan mengubahnya menjadi patung wajah manusia dan tubuh non-manusia,” tulis Egypt Ministry of Antiquities dalam unggahan di Facebook.

Budaya kuno lainnya yang juga membangun monumen besar yang menangkap momen singkat selama solstice dan equinox, termasuk Stonehenge di Inggris, ‘calendar-rock’ di Sicily, henge Neolitikum di Jerman dan kota Maya yang sekarang disebut Tulum, Meksiko.(zi/dtk)