Dibutuhkan Piandel Kejayaan

336 dibaca

* Perang Metafisik Pilkada Jatim (8)
Jika Anda calon pemimpin yang kini sedang berkompetisi dalam Pilkada, maka bercerminlah pada Sunan Giri. Beliau adalah seorang wali, ulama Isalm pesohor di zamannya, namun ia juga seorang pemimpin pemerintahan yang piawai. Giri Kedaton bahkan menjelma menjadi pusat pemerintahan dan politik yang tersohor di tanah Jawa. Sunan Giri layak jadi teladan bagi para pemimpin di negeri ini.

Di era Kerajaan Demak, saat Raden Fatah ingin memisahkan diri dari Majapahit yang konon sudah mengalami sandyakalaning, Sunan Giri menjadi penasehat raja Demak itu. Ia sekaligus juga diangkat sebagai panglima tertinggi prajurit Demak (militer). Dalam Babad Demak, diceritakan peran Sunan Giri sangatlah besar bagi kerajaan Demak dalam memisahkan diri dari Brawijaya V. Karena peran itu Sunan Giri dikukuhkan menjadi mufti, pemimpin tertinggi keagamaan di seluruh pulau Jawa.

Pemisahan diri Demak, dan moncernya Giri Kedaton, membuat Brawijaya murka sehingga mengutus Gajahmada menghancurkan keraton Giri. Dalam Babad Tanah Jawa dikisahkan, saat penyerbuan tentara Majapahit membuat warga Gresik ketakutan hingga meminta perlindungan ke kraton. Saat itu Sunan Giri sedang menulis, dan merasa kaget serta marah ketika mendengar amukan tentara Majapahit.

Seketika, kalam (pulpen, alat tulis jaman dulu, red) nya itu dilemparkan. Karena kesaktianya kalam itu menjadi keris pusaka dan melayang-layang, menyambar-nyambar menewaskan banyak pasukan Majapahit. Sisanya yang selamat melarikan diri pulang ke negaranya dengan rasa takut yang nggegirisi. Alkisah keris pusaka Sunan Giri itu kemudian disebut Keris Kalamunyeng yang sangat legendaris dan pantas dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kisah Sunan Giri dengan pusaka bertuah ini menjadi pijakan, di setiap suksesi pemerintahan pusat maupun daerah maka dibutuhkan piandel-piandel syarat kesuksesan dan kejayaan itu. Hal itulah posmonews. com kembali mengontak K. R. T Eko Wahyudi Rekso Mulyo, M.M., spiritualis wilayah Majapahitan (Mojokerto) yang merupakan pakar ahli Keris Nasional, Kolektor Barang Antik dan benda pusaka bertuah.

Menurutnya, perang gaib dalam pilkada sudah dimulai, tidak hanya para dukun pendukung paslon yang perang agar calonnya menang tapi calon pemimpin ini juga ikut berperang secara metafisik dengan membekali diri dengan berbagai laku dan pusaka.

“Banyak sekali jenis-jenis pusaka yg digunakan untuk mendukung mereka secara metafisika agar menang dalam PILKADA. Di antaranya pusaka yang paling ampuh untuk mendorong kewibawaan dan keberuntungan agar menang dalam pilkada adalah : Pusaka Naga Sasra, dengan tangguh sepuh /ori, bukan kamardikan, pusaka dgn pamor sisik semu, dan luk 13 ini akan mampu “njangkungi” pemiliknya sehingga apa yang diinginkan dalam hal derajat dan kekuasaan cepat terwujud. Khodam pusaka Naga Sasra sepuh mampu mempengaruhi massa untuk memilih tuannya agar memperoleh kemenangan dalam pilkada maupun permasalahan lainnya,” tutur Mas Eko (panggilan akrab KRT Eko Wahyudi Rekso Mulyo, M.M. ini) .

Masih menurut spiritualis yang juga Guru Besar Perguruan Silat dan Tenaga Dalam Bhakti Persada, Mojokerto ini menjabarkan beberapa piandel yang cocok untuk para paslon Pilkada. Berikutnya adalah Pusaka Wijaya kusuma sepuh, bukan kamardikan, juga jenis pusaka ampuh untuk mendulang kemenangan dalam Pilkada. Wijaya artinya kejayaan, kusuma artinya kembang /bunga. Pusaka wijaya kusuma adalah pusaka ampuh untuk meraih kejayaan hidup. Pusaka kadewatan, ini energi daya tariknya luar biasa sehingga mampu menarik massa, dan membuatnya tunduk dan patuh pada pemilik pusaka ini. Pemilik pusaka ini akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan Pilkada.

“Disamping pusaka di atas, ada jenis lainnya, yakni Pusaka dengan Pamor satrio pinayungan, pusaka ini tidak hanya bermanfaat untuk meraih kejayaan saat Pilkada tapi juga menjaga tuannya dalam proses kepemimpinannya. Selanjutnya pusaka dengan pamor Junjung Derajat, Rojo Abolo Rojo, Pandoto Abolo Pandito, dan Blarak Sineret dengan tangguh sepuh mampu menjadi Piandel dalam perang gaib Pilkada. Dengan tuah kepiandelannya baik kesempurnaan fisik itu, akan didukung dengan kepiandelan pusaka maka akan mendapatkan kesuksesan dan kemenangan, ” tegas pemilik Gedong Pusaka Bhakti Persada di Ds. Sedengan Mijen, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur ini.

Dari pembahasan piandel di atas, posmonews. com mencoba menjelasan dalam bahasa lain, karena hakikat seorang pemimpin itu akan sempurna jika telah memiliki 5 prinsip. Yakni, 1. Kukilo (Burung) atau lebih tepatnya berarti peliharaan. Bersifat seperti angin/udara, memelihara berarti juga berarti mengendalikan… jadi artinya mengendalikan rasa ego kita sendiri sendiri sehingga tercipta sebuah lingkungan yang damai. 2. Wanodya (Wanita), diartikan sebagai simbol seorang calon pemimpin telah mendapatkan keyakinan atau kemantapan dalam kehidupan. Lalu kemantapan atau keyakinan!htercipta sebuah keyakinan dan kemantapan dalam berpikir dan berbuat.

3. Curigo benernya berarti keris atau pusaka dan arti secara tersirat adalah keilmuan. Pusaka dalam arti tersuratnya adalah piandel (sesuatu yang diandalkan). 4. Turonggo benernya kalo tak salah berarti tunggangan atau kendaraan yang melambangkan kecepatan dan semangat untuk meraih kemenangan. 5. Wismo (Rumah) lebih tepatnya disebut asal mula dan dimana akhirnya kembali. Rumah memiliki persamaan arti dengan tempat tinggal, kampung halaman, bangsa, Negara, bumi pertiwi, tempat kembali, itu menandakan kemapanan religi dan spiritual seseorang calon pemimpin yang akan jadi pilihan rakyat.
(DANAR SP)