Masuknya sekolah-sekolah dengan metode tatap muka di masa pandemi Covid-19 di beberapa wilayah mulai berdampak. Kini bermunculan klaster baru Covid-19 dampak pembukaan sekolah tatap muka di Indonesia.
Sejumlah guru dan murid bahkan telah terkonfirmasi Covid-19 beberapa saat setelah adanya sekolah tatap muka. Siswa dan gurupun semakin terancam tertular virus corona.
Di Kalimantan Barat, pemda setempat melaporkan ada 14 siswa dan 8 guru yang positif tertular Covid-19. Penularan ini terjadi di enam SMA, di Pontianak, Ketapang dan Ngabang.
Pada 13 Agustus lalu, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji juga turut membenarkan penambahan kasus baru di wilayahnya, berasal dari siswa, guru, mahasiswa hingga tenaga kesehatan.
Sementara itu, sebelas guru juga terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kasus pertama dilaporkan dari seorang guru hingga menulari guru lainnya.
Tak hanya itu, di Jawa Tengah tercatat ada beberapa daerah yang memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19. Di antaranya terjadi di Kabupaten Tegal dan Pati.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto, menjelaskan, sebanyak 35 santri di salah satu pesantren di Pati terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan test swab.
Sedangkan di Kabupaten Tegal, satu siswa dinyatakan positif Covid-19, dan 29 orang disebut menjadi kontak eratnya di SD Bogares Kidul 02, Kecamatan Pangkah.
Terkait munculnya klaster tersebut, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti lantas mendesak pemerintah mengevaluasi pembukaan sekolah tatap muka.
Pemerintah justru diminta memperbaiki kualitas pembelajaran jarak jauh agar tidak adanya klaster penularan Covid-19 dengan sekolah tatap muka.
**(ZI)**