Abnormal vs New Normal

172 dibaca

Oleh: H. A. Bajiri Salim
(Dirut BAKKAH Travel & Umrah)

Situasi abnormal, segera berangsur menjadi normal. Setidaknya inilah skenario pemerintah yang akan “memaksakan” situasi sekarang ini yang akan berubah menjadi normal dengan nama new-normal life (kehidupan normal baru).
Sebenarnya, skenario new normal life ini tidak jelek. Dari hati yang paling dalam, mungkin banyak orang yang menginginkannya. Hanya saja, mereka yang sudah “gak suka” dengan penguasa, maka apapun keputusan pemerintah selalu di bully.
Malah ada tokoh nasional yang bilang, bahwa konsep new normal life dianggap menyerahkan masyarakat pada hukum rimba. Siapa yang kuat, dia yang sehat dia yan selamat, dia yang bisa bertahan dan tetap hidup.
Bagi seorang muslim, new normal life bukanlah sesuatu yang baru. Kalo soal kebersihan, kesehatan, maka sudah lama kita mendapatkan doktrin “Annadhofatu minal iman (kebersihan itu sebagian dari iman).
Begitu juga soal cuci tangan, tak perlu ditanya lagi. Tiap mau salat saja, sudah cuci tangan saat wudlu. Bukan 5 waktu, tapi 7 waktu. Belum ditambah lagi waktu mau makan. Karena kata Nabi SAW, cuci tangan sebelum makan itu menghilangkan kefakiran.
Lalu yang New Normal life yang mana? Ada yang menyebut bahwa sesuatu baru itu adalah new culture, new ekonomic, new businnes, new muamalah, new spiritual, new ibadah, new school. Tapi sadarkah kita semua, bahwa itu semua adalah ajaran hijrah yang diajarkan Rasulullah.
Hijrah menuju kebaikan itulah sebenarnya inti dari skenario New Normal life ini. Berarti, ya tidak perlu ada yang dipersoalkan. Kalau kemudian ada yang merasa ditelantarkan pemerintah di rimba corona dengan pemberlakuan hukum rimba, maka saya kira ini hanya berbeda mindset.
Karena terbukti pernah ada penelitian, bahwa tikus yang diberi makan terus di dalam kandang, ternyata cepat mati dibanding tikus yang dibiarkan mencari makan di luar kandang.
Pasti Anda menjawab: saya kan bukan tikus! Ya. Memang Anda bukan tikus, oleh sebab itu ya harus siap dengan perubahan. Karena hidup itu ya harus berubah. Karena kita bukan tikus, ya ayo berubah.
Ayo kita siapkan diri kita untuk menyelami alam New Normal life. Karena skenario new normal life ini sesungguhnya adalah tuntunan Alquran agar kita selalu berhijrah kepada kebaikan dan melakukan perubahan.
Suasana abnormal selama ini dengan bekerja, belajar dan beribadah harus segera kita tinggalkan. Ayo kita sambut new normal life dengan suka cita, karena saatnya kita bangkit berhijrah untuk lebih baik, lebih sehat dan lebih hati2 untuk menyempurnakan ikhtiar. (**)