Oleh: H. A. Bajuri Salim (Dirut BAKKAH Travel & Umrah)
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi terus melakukan persiapan pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Salah satunya, pemasangan alat deteksi suhu badan yg dipasang di setiap pintu masuk masjid.
Di depan pintu itu juga dipasang alat sterilisasi mandiri agar semua jemaah yang masuk masjid sudah steril. Gerbang berbentuk setengah melingkar itu dilengkapi sinar ultraviolet dan embun disinfektan.
Menurut ketua umum pengurus masjid dua tanah suci, Dr Abdurrahman Assudais, bahwa pemasangan alat ini adalah bagian dari upaya untuk melindungi para jemaah agar terhindar dari penyebaran virus corona.
Protokol masuk masjid pun harus mengikuti protap yang sudah ditetapkan:
Pertama:
Di tiap pintu akan ada camera pendeteksi suhu tubuh dg kecepatan 1 detik. Bila suhu tubuh tinggi, maka jemaah dilarang masuk atau diputar balik melalui jalur yg sudah disiapkan.
Kedua:
Bila suhu tubuh normal di bawah 37 derajat celcius, mk jemaah masih harus melewati gerbang setengah lingkaran yang mensterilisasi seluruh tubuh jemaah, mulai baju dan suluruh tubuh.
Gerbang sterilisasi ini sdh mulai dipasang pada 6 Mei 2020. Target pemasangannya akan selesai akhir bulan Juni. Sementara, petugas cleaning service terus berusaha mensterilkan semua tempat.
Melihat kerja keras para pengurus masjid dan keseriusan Raja Salman beserta jajarannya, maka sangat mungkin semua itu dipersiapkan untuk menghadapi pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Sangat tidak mungkin pihak kerajaan Arab Saudi mengeluarkan biaya besar bila tidak target yang diinginkan. Tentu bisa ditebak, targetnya adalah pelaksanaan haji pada bulan Juli 2020 atau umrah pada September 2020.
Tentu saja masih ada persyaratan-persyaratan lain yang akan diumumkan pihak Saudi berkait dengan pelaksanaan haji. Misalnya, jumlahnya dibatasi atau dipilih hanya untuk negara yg sudah nihil korban corona.
Bagaimana dengan Indonesia? Bila sesuai prediksi pemerintah, bahwa kurva korban corona menurun pada bulan Juni, maka ada kemungkinan jemaah haji Indonesia diperbolehkan.
Namun bila bulan Juni 2020, korban corona blm ada tanda2 penurunan, maka hampir pasti jemaah haji Indonesia akan ditolak dan lupakan haji tahun ini. Semua ini demi keselamatan jemaah.
(Wallahu A’lam)