Didi Kempot Sang Pemersatu

180 dibaca

Oleh: Machmud Suhermono

Indonesia kehilangan salah satu seniman, artis dan penyanyi campursari yang fenomenal.
Bagaimana tidak, meski lagu-lagu dari penyanyi yang nama lahirnya Dionisius Prasetyo ini, dinyanyikan dalam bahasa campuran Jawa dan Indonesia, namun mampu menembus sekat-sekat agama, etnis, profesi, usia, suku bangsa dan aneka bahasa daerah di seluruh nusantara, bahkan di dunia internasional.
Nama Didi Kempot sendiri diambil dari nama grup musiknya “Kempot” yang kepanjangannya “Kelompok Pengamen Trotoar”, yang dibawanya hijrah saat merintis karir dari Surakarta ke Ibu Kota Jakarta, pertengahan tahun 80-an.
Lirik-lirik lagunya yang bernuansa kesedihan dan kemalangan, mampu disulapnya dengan irama dan roh kegembiraan.
Sehingga meski usia Didi, yang juga adik kandung dari Pelawak Srimulat Mamik Prakoso ini sudah tidak muda lagi, lagu-lagu campursari yang dulu penggemarnya identik dengan orang-orang yang sudah tua, kini mampu membuat anak-anak muda, remaja bahkan anak-anak kecil menyanyikannya.
Penggemar seniman yang lahir di Surakarta 31 Desember 1966 ini, hampir dari semua kalangan, mulai dari generasi milenial hingga generasi kolonial. Bahkan generasi X Y Z juga tenggelam dalam buaian syair-syairnya.
Bukan hanya itu mulai konglomerat hingga orang melaratpun tersihir oleh syair-syair yang sederhana, namun penuh makna.
Lagu-lagunya bak nutrisi bagi jiwa yang sedang lara. Syair-syairnya bak imun bagi mereka yang dilanda kemalangan asmara. Liriknya bak oase bagi mereka yang sedang dahaga kasih sayang. Kehadirannya bak penyembuh bagi hati yang sedang terluka.
Selain itu, kalau membahas soal Didi Kempot, hampir tidak ada kelompok-kelompok yang berbeda pandangan. Mereka satu suara.
Lihat saja, kawan-kawan dari aliran kiri, tengah, kanan, kanan luar dan kiri dalam, yang biasanya berdebat seru di medsos, hari ini bisa satu suara mengenang dan mengingat sumbangsih yang luar biasa dari Didi Kempot untuk kebahagiaan bangsa ini.
Selamat jalan sang Maestro.
(31 Desember 1966 – 5 Mei 2020)
” Daripada Patah Hati, Mending Dijogeti”
Semoga husnul khotimah(***)