Ulasan ilmu hikmah ini menjelaskan tentang Sir (rahasia) yang terkandung dalam dua bait syair Jaljalut. Yaitu baik ke 5 dan ke 6. Yang diajarkan oleh pengasuh Ponpes Al-Barakah, di Kab. Gresik, KH. Khairul Huda ARM.
Dua bait syair dimaksud adalah, teks bait ke 5 :
Wa ahyi ilaahil qalba min ba’di mautihi * Bidzikrika yaa qayyumu haqqann taqawwamat.
Artinya : Wahai Allah (Tuhanku), hidupkanlah qalbuku sesudah matinya, berkat berzikir / mengingat Engkau ya Allah dengan sungguh-sungguh, Dzat yang berdiri tegak, ‘nyatanya benar-benar tegak’.
Teks bait ke 6 :
Ah hid yaa ilaahii fihii ‘ilmaa wa hikmataan * Wa thahhir bihi qalbii minarrijsi walghalat.
Artinya : Wahai Allah (Tuhanku), satukanlah di dalam kalbuku akan ilmu dan hikmah dan bersihkanlah kalbuku dengannya dari perbuatan jahat dan kesalahan.
Dua bait syair ini menjelaskan tentang hati manusia, yang merupakan wadah atau tempat ilmu dan hikmah dari berbagai kotoran. Mulai dari hati yang bebal, anyel, keras, jahat, semaunya sendiri, tak bisa menerima masukan dan nasihat, yang diistilahkan hati yang mati, sulit menerima ilmu dan hidayah, agar berubah menjadi hidup, subur dan mudah ditanami.
Ibarat tanah yang gersang, kering, penuh bebatuan runcing dan tajam, sehingga rumput liar pun tak mau tumbuh, apalagi ditanami tanaman yang bermanfaat. Kondisi seperti itu berubah menjadi subur, satu biji benih jatuh di tanah itu tumbuh subur dan berkembang menjadi sangat banyak, ijo royo-royo. Itulah gambaran hati yang hidup.
Sebagaimana asma Allah, Ahyi yang berasal dari kata Hayyu artinya Yang Maha Hidup, dan Yaa Qayyuumu artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, pada bait ke-5 dijelaskan tentang hidup dan berkembangnya hati yang sudah mati.
Dua asma Allah ini sendiri banyak dizikirkan para ulama dan santri, karena mengandung berbagai sir (rahasia). Asma Allah Al- Hayyu artinya yang Maha hidup, Allah ta’ala yang maha hidup kekal abadi tidak berawal dan tidak berakhir. Selain tasbih, asma Allah ini merupakan zikirnya malaikat ruhul qudus, Jibril As. Sir (rahasianya ) adalah kehidupan. Ulama dulu banyak berzikir dengan asma ini, sehingga Allah menghidupkan hatinya dengan nur (cahaya) ketauhidan. Tidak heran apabila para ulama memiliki kelebihan tauhid dari para mukminin biasa, sehingga mereka penuh dengan hikmah dan ilmu, serta dekat dengan Allah.
Sedangkan Al-Qayyuum artinya Yang berdiri pada Dzat-Nya sendiri. Asma ini merupakan zikir kegemaran malaikat Israfil dan malaikat As Shuur (sangkakala). Sir (rahasianya) adalah kewibawaan / kharisma. Para ulama dulu gemar menzikirkan dua asma ini, karenannya Allah memberi kewibawaan yang besar, sehingga dipatuhi umat.
Sedangkan bait ke 6 Kidung Jaljalut merupakan doa permohonan ilmu dan hikmah. Serta kesucian hati dari kotoran-kotorannya, seperti iri, dengki, hasut, ujub, dan saudara-saudaranya. Semua itu merupakan kotoran yang dijadikan nafsu dan setan sebagai ujung tombak merusak jiwa manusia. Akibatnya, manusianya menjadi rusak oleh akhlaknya, sulit menerima ilmu dan hikmah, karena ruangan tempatnya yang ada di dalam hati ditempati oleh kotoran-kotoran tersebut.
Tidak heran apapila keinginan yang muncul adalah kemewahan dan kelezatan dunia, namun disisi lain mafsunya mengajak bermalas-malasan, malahan mendorong pada kecenderungan bertindak maksiat dan kejahatan.
Itulah sekelumit ulasan tentang dua bait syair Jaljalut. Bahwasannya barang siapa yang menginginkan hikmah dari dua bait kidung Jaljalut ini, Imam Abul ‘Abbas Ahmad bin Ali al-Buni, dalam kitabnya supranaturat ‘Manba’u Ushuulil Hikmah’ menyeruhkan, barang siapa yang membiasakan melantunkan bait 5 dan 6 setiap hari sebanyak 15 kali, maka Allah akan mensucikan hatinya dari rasa dendam, iri hati, bangga diri (ujub), sombong, dan akhlak tercela. Selebihnya, Allah akan memberinya ketajaman kepahaman ilmu dan hikmah. Pun Allah membuatnya disegani, dan ucapannya senantiasa dipatuhi.
Selain itu, barang siapa yang memiliki sifat pelupa, maka bait ke-5 bisa ditulis pada pinggan atau piring putih yang bersih dan suci, kemudian dibacakan bait ke lima berulang-ulang, kemudian dilebur dengan air zam-zam, atau air hujan, atau air yang bersih. Kemudian air leburan tersebut diminumkan kepada orang yang pelupa. Bila dilakukan berulang-ulang, Insya Allah menjadi cerdas mudah mengingat.
Mengapa menggunakan air zam zam atau air hujan ? kiranya sedikit perlu kami singgung, bahwa untuk zam zam tidak perlu diulas sebab merupakan air suci dan berkah dari Allah yang muncul dari sumur tanah bebatuan yang gersang, yang dibuat malaikat Jibril As. Melalui tumit Nabi Ismail As. Sedangkan air hujan merupakan air murni yang menguap dari laut, menurut atsarnya air itu berasal dari surga, hendak kembali ke asalnya sehingga meninggalkan endapannya berupa garam, dan bermacam-macam kotoran laut. Air itu ditahan oleh para malaikat sehingga menjadi gumpalan-gumpalan awan, lalu diturunkan lagi untuk kebutuhan manusia. *** Bung Yon Ngariono.