Jebolnya pipa PDAM Tirta Tugu Kota Malang, Jatim, masih membikin pusing pihak PD Tirta Tugu Kota Malang. Pasalnya pipa yang sudah diperbaiki jebol kembali. Hal itu membuat layanan air ke pelanggan hingga sekarang tersendat.
Pipa PDAM Tirta Tugu Kota Malang, yang tertanam sekitar 2 meter di dalam tanah itu kembali bocor dan begitu deras aliran air dari pipa. Padahal pipa selesai disambung pecah lagi di Pulongdowo (15/1/20).
Menurut bagian Tehnik PDAM Tirta Tugu Kota Malang, Tulus, bahwa antara Kidal sampai Pulongdowo.”Seharusnya ada pipa buangan karena gravitasi air yang tinggi atau deras dimana ada aliran pipa turun dan naik biar pipa tidak meletus,” katanya.
Menurut tehniknya, kata Tulus, harus ada pipa buangan biar tidak pecah disitu gravitasi tinggi antara Kidal sampai Pulongdowo jadi pipa rentan pecah.
Dijelaskan, kalau yang pecah bukan pipa transmisi ukuran 500 simpar ke burtas mungkin pelayanan masih mudah diatasi.”Masalahnya kalau pipa tersebut yang pecah, maka yang terdampak adalah perumahan yang secara topografi dielevasi tingi hanya bisa dilayani air dari Simpar sehingga tidak bisa dialiri dari sumber Mendit, karena airnya harus naik,” paparnya.
Ditambahkan, untuk mengatasi solusi darurat karena pipa sudah lembek, seandainya pipanya sesuai sebetulnya tidak masalah.
Menurut Dirut PDAM Tirta Tugu Kota Malang, M. Noer Mukhlas, total air baku PDAM 1500 liter/detik, dan 140 liter/detiknya melewati pipa yang pecah sekarang sehingga secara matematika jumlah air bakunya tinggal 1360 liter/detik.”Karuan saja ketika airnya ditaping ke area terdampak, maka akan berpengaruh juga terhadap layanan zona lainnya,” jelas M. Noer Mukhlas.
Dia megegaskan bahwa untuk sementara satu-satunya solusi harus ganti pipa transmisi tersebut dengan level yang sesuai. Celakanya itu butuh waktu tidak bisa cepat, karena ada mekanisme administrasi dan pengerjaan proyeknya,” tandasnya.
M. Noer Mukhlas mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan air ke pelanggan dengan melakukan droping air tangki, penyediaan terminal air, revitalisasi sumur pompa yang tidak aktif dan rekayasa jaringan air, sambil menunggu penggantian pipa.
Pihaknya juga mencoba menyambung kembali pipa yang pecah tersebut dengan ditambahkan asesoris pendukung untuk meminimalisir tekanan air.”Harapan kami bila sampai tidak pecah dalam kurun waktu 1 bulan atau lebih hingga proses pemasangan pipa baru dilaksanakan hingga rampung, mungkin persoalan layanan sementara akan teratasi,” jelasnya.
Lebih jauh M. Noer Mukhlas menambahkan dari hasil ke PUPR kemarin pihaknya untuk jangka pendek akan dapat bantuan 1 pompa berkapasitas 10 liter/detik, 2 pengeboran, 25 mobil tangki dan 100 terminal air.”Jangka panjangnya akan segera dibangun kembali jaringan pipa transmisi ukuran 500, insya Allah setelah itu kita akan terjamin dari krisis layanan air minum,” pungkas dia.(Alamsyah)