Tempat Abu Jenazah Istri Raja Majapahit 

427 dibaca

Candi Boyolangu, Tulungagung, Jatim, merupakan candi cukup tua. Dulunya  digunakan sebagai tempat bersemayamnya  abu  jenazah  Gayatri istri Raden Wijaya dari Kerajaan Majapahit. Beriut ini  kisahnya.

Candi Boyolangu di Tulungagung  ini merupakan   tempat abu jenazah Dewi Gayatri, istri Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit.  Terbuat dari  batu bata merah. Di atasnya terdapat  pantung Buddha dari batu granit. Warnanya  putih kecoklat-coklatan. Dipayungi dengan cungkup alakadarnya.
Dulu,keberadaan cukup bagus. Dijaga oleh sejumlah prajurit kerajaan Majapahit. Karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya ibu para raja. Keberadaan Candi Boyolangu menyimpan banyak misteri. Di atasnya terdapat patung tanpa kepala dan patung ayam jago yang dipercaya bisa berubah menjadi ayam beneran pada malam hari.
Dulu di areal Candi Boyolangu dulu terdapat patung ayam jago  milik Raja Majapahit Prabu Jayanegara. Hampir tiap malam menjelma menjadi ayam jago. Berkeliaran di sekitar candi. Masyarakat banyak sekali yang ingin mengetahuinya. Oleh karena itu banyak yang memburunya pada malam hari. Dengan harapan dapat memilikinya.
Keyakinan adanya  ayam jago membuat sekelompok  masyarakat  tidak menyukai. Maka,  dibuanglah patung ayam jago itu di suatu tempat yang dirahasiakan. Petugas purbakala  hingga sekarang  belum bisa menemukan keberadaannya.Masyarakat sekitar tidak berani mencari patung itu. Sebab, mereka mempunyai  keyakinan  kalau sampai ditemukan dan dikembalikan ke tempat asalnya akan berakibat membahayakan masyarakat. Warga satu desa bisa terkena sakit semua.
Kepercayaan itu hingga kini masih berlaku bagi warga desa di sekitar candi, meski zaman sudah modern. Sepertinya ada hal-hal yang ditutup-tutupi seputar raibnya patung candi yang dicuri oleh penjahat. “Memang warga desa ini tidak berani bercerita tentang Candi Boyolangu,”ujar Hendik  warga Tulungagung. Sekarang, tinggal badannya saja. Masyarakat sekitar merasa takut menceritakan patung yang hilang itu. Sebab, diyakini akan mengakibatkan orang satu desa menderita sakit.
Jika masyarakat sekitar ditanya tentang keberadaan kepala patung. Kebanyakan tidak bersedia menjelaskan. Sepertinya ada rasa takut dalam hatinya. Hal ini terlihat di pancaran matanya. Mereka lebih memilih menghindar bila ditanya. Hal ini sudah berjalan puluhan tahun secara turun-temurun.“Jangan tanya itu, saya tidak tahu. Kalau  diberitahukan nanti akan mendapat  kesusahan. Warga desa  akan mengalami musibah,” ujar Wardi salah seorang penduduk menirukan cerita  leluhurnya.
Ayam Jago
Pengakuan warga yang tidak masuk akal itu oleh sebagian orang luar dianggap sebagai upaya menyembunyikan dalang pencurian. Malahan menuduh sejumlah warga sekitar  yang telah menghilangkan kepala patung itu dengan alasan agar tidak disembah oleh orang-orang tertentu. Sedangkan  tokoh spiritual dari Himpunan Penghayatan Kepercayaan Yang Mahaesa, Bambang Eko Priyono yang merupakan keturunan kelima  Paku Alam III dan  wakil rakyat.
menyatakan bahwa Candi Boyolangu tidak membawa malapetaka sebagaimana yang dipercaya masyarakat setempat. Malahan akan menciptakan rasa persatuan di antara sesama umat beragama. Sementara Drs. Hariyadi  Pamungkas juru kunci Candi Boyolangu Tulungagung mengatakan, candi tersebut merupakan tempat perabuhan  ibu Raja  Jayanegara. Masyarakat harus  ikut menjaga  kelestariannya. Tidak boleh melakukan pengrusakan. Karena merupakan peninggalan bersejarah yang ada di Tulungagung. Bila perli kembalikan kepala ayam jago yang hilang itu. Mungkin masyarakat bertanya. istri raja Majapahit candinya berada di  Tulungagung dan bukan di Mojokerto. Barangkali hal tersebut menjadi pertanyaan yang besar.  Cahya