Perantara Terkabulnya Permohonan

5,846 dibaca

Sampailah kita menjelaskan syair ke tiga Kidung Jaljalut. Kidung ini menerangkan tentang keagungan nama-nama Allah. Dibalik nama itu, terkandung sir (rahasia), bila bersamanya maka doa-doanya terkabulkan.

Syair ketiga itu :

Sa’altuka bil ismil mu’azhzhami qadruhu – Bi aajin ahuujin jalla jalyuutu jaljalat.

Artinya : Aku memohon kepada-Mu (ya Allah) dengan perantaraan nama yang diagungkan kedudukannya, berkat nama Aajin (Allah) Ahuujin (Al-Ahad = Yang Maha Esa), Jalla Jalyuutu (Al Badie = Yang Maha Pencipta tanpa contoh) dan Jaljalut (Al Qaadir = Yang Maha Kuasa).

Syair ini menjelaskan tentang keagungan nama-nama Allah, yang dipergunakan sebagai perantara berdoa.  Sebelum memohon sesuatu kepada Allah, kita selalu melakukan zikir.  Perilaku merendah serendah-rendahnya, dengan zikir adalah upaya mengambil hati Allah.  Gusti Allah ta’ala senang terhadap orang-orang yang merendah, merengek dan menangis. Setelah berzikir baru berdoa.  Bacaan-bacaan zikir itulah anak tangga menuju Allah. Anak tangga yang kita baca, tak lain adalah nama-nama Allah, ayat-ayat Alquran, salawat dan lainnya. Seperti dalam bahasa Suryaniah, Aajin, Ahuujin, Jalla Jalyuutu Jaljalut merupakan kalimat-kalimat yang disenangi Allah.

Menggunakan ayat-ayat atau asma-asma Allah sebagai perantara berdoa, tentu tidaklah asal-asalan. Namun memilih dengan pilihan tertentu yang mengandung energi atau keutamaan.

Rizki adalah kebutuhan yang kita cari untuk memenuhi penghidupan kita. Bila kita berkeinginan rezeki mengalir, syair ketiga Kidung Jaljalutlah penghantarnya.  Syeikh Ahmad bin Ali al-Buniy, penulis syair Jaljalut menerangkan, bahwa siapa orangnya yang berharap rezekinya melimpah ruah, hendaknya secara istiqamah berzikir bait ketiga ini. Insya Allah, siapa yang bersamanya Allah ta’ala bukan hanya memberikan rezeki yang tidak diduga-duga, tapi juga memberi hikmah. Wajahnya bercahaya, kata-katanya mempesonakan siapa yang mendengarnya.

Bait syair ketiga ini, juga  dapat dipergunakan untuk obat. Khususnya obat penyakit non medis, seperti gangguan batin, senantiasa dirundung was-was, tidak tenang, trauma, dan  selalu dihantui sesuatu. Caranya adalah menggunakan sarana madu. Tib ala Rasulullah Saw, menerangkan bahwa  madu sendiri mengandung seribu macam obat.

Madu secukupnya, dibacakan bait syair Sa’altuka bil ismi hingga akhir beberapa kali, kemudian disambung bacaan tasbih : Subhanallaahil malikil qudduusil khallaaqil ghaffaal. Wa-iyyasya’ yudzhibkum waya’ti bi khalqin jadiid, wamaa dzaalika ‘alallaahi yasir. Setelah itu disambung membaca surat An-Nas : Qul ‘auudzu birabbin naas hingga akhir tiga kali. Baru kemudian ditiupkan pada madu.

Setelah itu, madu  diminumkan kepada orang yang menderita sakit, Insya Allah segera sembuh. Madu bisa diminum langsung, bisa juga dicampur air.

Untuk dijadikan azimat, maka harus dibuat wifiq. Sekeliling wifiq  ditulis bait syair 3 Jaljalut sebanyak 3 kali. Setelah itu, azimat yang sudah jadi dilipat kemudian dibungkus dengan kain putih yang telah diberi wewangian (minyak wangi). Kemudian dibawa atau dimasukkan ikat pinggang atau dompet. Insya Allah  membawa berkah sehingga dapat meraih kedudukan dan martabat yang tinggi serta nama yang harum di masyarakat.

Seperti yang telah diterangkan pada edisi sebelumnya, bahwa untuk membuat azimat yang bertuah, tentunya sebelum membuat dipuasai terlebih dulu, baru kemudian pada tangah malam, setelah melakukan salah hajat, dilakukan penulisan.

Azimat yang demikian ini, juga mengandung daya megis Insya Allah  menolak bala, sihir, tenung, santet, setan, gangguan jin, dan lainnya. Bila ditaruh di rumah maka akan menjadi aman terhindar dari kejahatan, kebakaran, fitnah, hasud dan lainnya. **** Bung Yon N.