Keris Penebar Bencana

173 dibaca

Jamaknya orang merawat sebilah pusaka, berharap tuahnya bisa menjangkungi hidupnya. Agar bisa tentram,aman berlimpah rejeki dan dijauhkan dari musibah. Oleh sebab itu, keberadaan dari sebilah pusaka dianggap cukup penting bagi kebanyakan orang, teruma suku jawa. Mereka tak hanya sekedar memiliki, akan tetapi juga merawatnya dengan baik tidak sembrono.

Menjamas jadi salah satu kewajibannya, tepatnya disaat datang bulan Suro.Tujuannya agar kotoran yang ada pada pusaka bisa hilang, dan menjadikan pusaka bisa tetap bersih. Tapi ada salah satu pusaka yang tidak  membawa kebaikan atau hoky bagi pemiliknya, yakni keris lurus pamor Badaela. Dimana sawab yang menempel pada sekujur bilahnya dipercaya justru akan membawa petaka bagi pemiliknya.

Itulah sebabnya pemerhati tosanaji menyarankan siapapun orangnya yang kanggonan pusaka dengan pamor badaela agar tak terkena musibah sebaiknya dilarung di laut lepas atau di sungai yang berarus deras. Muasal pusaka bertuah buruk, acapkali didapat dari tempat-tempat yang angker, dimana ditempat tersebut banyak dihuni oleh mahluk halus yang suka berbuat jahat.

 Tertimpa Musibah

Pemerhati pusaka menyebut pamor badaela tak baik untuk dirawat, sebab apa pusaka itu miliki tuah yang buruk. Dimana pemilik dari pusaka jenis ini akan terkena  musibah yang diakibatkan oleh orang lain. Hal lain yang bersangkutan tak akan bisa hidup tenang, karena selalu dicurigai oleh orang lain dan setiap gerak-geriknya tak pernah luput dari pengawasan orang sekitar.

Kendati harus dibuang, akan tetapi cara melarungnya tidak boleh sembarangan lagi-lagi agar tuah keris tak kembali menyerang pemiliknya. Sebelum dilarung, pusaka terlebih dulu dibungkus dengan kain mori warna putih dan diberi bermacam jenis kembang. Diantaranya kenanga,kantil dan mawar serta mintak wangi.

Kemudian werangka keris harus dilepas, demikian juga dengan bagian bawahnya prinsipnya topsan aji dalam keadaan telanjang. Setelah dibungkus mori dan diikat secara rapi, tosan aji siap dilarung. Dengan cara dihanyutkan ke laut bebas atau di sungai yang berarus deras. Cara lain, pusaka bisa dikubur dalam tanah yang intinya jangan sampai pusaka yang bertuah buruk itu ditemukan oleh orang lain. Apalagi terus dirawatnya. Jika itu yang terjadi, orang bersangkutan akan terkena musibah akibat tuah dari tosan aji tersebut. ***