Muliakan Dewa Bumi, Pemberi Kesejahteraan

163 dibaca

Banyak keistimewaan di tempat ibadah Tri Dharma Hok Swi Bio Bojonegoro. Di antaranya: yang dimuliakan adalah Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi). Sebab, dianggap sebagai dewa pemberi  kesejahteraan hidup di muka bumi. Berikut ini hasil liputan Bay Cahya posmonewscom.

Klenteng ini tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah. Anehnya, juga digunakan untuk kegiatan penyembuhan penyakit. Caranya cukup unik, dengan minum teh yang dituangkan dalam gelas dan disembahyangi. Lalu, diminum hingga habis. Kepercayaan ini sudah dilakukan selama ratusan tahun.

Sepintas, Klenteng  Hok Swi Bio di Jalan Jaksa Agung Suprapto 123 Bojonegoro    tampak megah dan  artistik. Masih menampakkan keasliannya. Belum banyak mengalami pemugaran. Bahkan, kalau dilihat dari jauh menampakkan khas kebudayaan Tiongkok Kuno. Ciri-cirinya, tiang penyangga  dikelilingi hiasan Ular Naga. Di dinding tembok luar berlukiskan sketsa  cerita tentang perjalanan Sun Go Kong.  Bangunan  yang berada di dalam ruang sembahyang terdapat patung Dewa Hok Tek Ceng Sin diapit oleh patung Kwan Im dan Kwan Kong.

Di klenteng ini tuan rumahnya adalah  Hok Tek Ceng Sin. Merupakan  dewa bumi yang paling dimuliakan. Sebab, bisa diharapkan  memberikan  kesejahteraan bagi umat di muka bumi. Berupa kesuburan tanaman dan mendapatkan rezeki yang banyak. Sedangkan, Kwan Im Po Sat,  seorang wanita Buddha yang baik hati dan bisa memberikan bimbingan pada manusia. Sementara, Kwan Kong adalah  panglima perang  kerajaan Tiongkok penegak keadilan. Kedua tokoh itu diyakini dapat memberikan bimbingan dan keadilan.

“Karena itu, umat Tri Dharma jika datang ke klenteng, bukan hanya  menyembah  Dewa Hok Tek Ceng Sin. Juga ke patung Kwan Kong dan Kwan Im Po Sat,”ungkap Joyotrisno, keturunan tiga generasi penjaga Klenteng Hok Swi Bio Bojonegoro ini. Itulah kelebihan klenteng yang berada di Bojonegoro. banyak dewa yang disembah. Karena memiliki nilai yang lebih untuk kesejahteraan manusia. Khususnya warga keturunan Tiongkok yang merantau ke Indonesia untuk mencari kehidupan. mereka rela mengarungi lautan yang sangat luas dan bertaruh nyawa. Hingga akhirnya sampai di Pulau Jawa yang subur makmur.

Di Pulau Jawa mereka membangun sebuah tempat peribadatan untuk memuja leluhurnya dengan harapan dapat menempuh kehidupan yang lebih baik. karena di Tiongkok dalam keadaan perang saudara. Bagi warga keturunan Tiongkok waktu itu, mendirikan klenteng bukan hanya sebagai tempat memuja leluhu, melainkan juga sebagai benteng pertahanan. Oleh karena itu bangunan dibuat  sangat kuat dari kayu jati. Hal ini sudah keahliannya dalam membuat benteng khas Tiongkoh. Mengingat kayu-kayu mudah didapatkan di sekitar Bojonegoro.

Tempat Penyembuhan

Dalam perkembangannya orang datang ke Klenteng  Hok Swi Bio bukan  hanya untuk bersembahyang. Tetapi  juga melakukan kegiatan penyembuhan terhadap penyakit ringan yang diderita. Seperti sakit kepala dan panas dalam yang agak sulit disembuhkan. Karena waktu itu masih belum mengenal dokter. Meskipun demikian, model pengobatannya cukup manjur bagi orang yang terkena penyakit.  memang pengobatan ala Tiongkok sudah terkenal didunia.  atas kemanjurannya.

Kegiatan itu, sudah diyakini dan dilakukan ratusan tahun. Hasilnya memang sudah terbukti. Banyak yang penyakitnya sembuh setelah melakukan pengobatan. Selain itu, dapat menekan biaya obat-obatan dan berobat ke dokter. Karena biasanya sangat mahal. Pengobatan ala Tiongkok memang terkenal dengan sangat murah. Tapi memiliki khasiat yang cukup tinggi untuk penyembuhan penyakit.

Cara yang mereka lakukan cukup unik. Yaitu, datang ke klenteng pada hari tertentu. Minta teh kepada  penjaga atau pelayan. Teh yang diterima kemudian  ditaruh ke dalam gelas. Lantas disembayangi dan  menghadap patung Hok Tek Ceng Sin. Cara penyembuhan tersebut menggunakan kekuatan doa yang ditujukan kepada dewanya. Usai melakukan penyembahan, teh diminum dan langsung pulang ke rumah masing-masing. Karena di Tiongkok dulu hanya mengenal minum teh dan bukan kopi. Bagi masyarakat  Tiongkok minum teh merupakan minuman  bangsawan dan para raj-raja yang memiliki nilai spiritual tinggi.

Kemudian sambil menunggu hasilnya dalam beberapa hari atas kesembuhan penyakitnya. Jika penyakitnya masih belum sembuh, maka permintaan ditujukan  kepada   Kwan Im Po Sat dan Kwan Kong. Karena dewa tersebut merupakan dewa penolong bagi umatnya yang sedang menderita sakit. “Memang kalau penyakitnya belum sembuh. Pertanda do’anya tidak diterima Hok Tek Ceng Sin. Mereka memohon ke Kwan Im Po Sat dan Kwan Kong,”ujarnya.

Kegiatan itu  hingga sekarang masih terus berlangsung. Meskipun jumlah umat yang datang tidak sebanyak di klenteng Tuban. Maklum jumlah umatnya di Bojonegoro relatif sedikit. Tapi setelah zaman berubah dan reformasi terus berlangsung. Klenteng Bojonegoro  semakin ramai dikunjungi umatnya. karena sudah diakui sebagai agamanya di Indonesia sejak Presiden Gus Dur. Untuk itu mereka merasa berterimakasih kepada Gus Dur yang telah membuka umat untuk melakukan sembayangan. Sehingga cukup sembayang di Indonesia dan tidak pergi ke Cina. karena negera tersebut berpaham komunis.  ***